Tiga Mahasiswa Unair Temukan Nanoethosomal Gel untuk Luka Bakar

Mahasiswa Unair: Akhmad Afifudin Al-Anshori mahasiswa FKH angkatan 2016, Muhamad Kharis Suhud mahasiswa FKH angkatan 2017, dan Alif Noviana Ismi mahasiswa FF angkatan 2016
Mahasiswa Unair: Akhmad Afifudin Al-Anshori mahasiswa FKH angkatan 2016, Muhamad Kharis Suhud mahasiswa FKH angkatan 2017, dan Alif Noviana Ismi mahasiswa FF angkatan 2016 (Foto: Dok. Unair)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Tiga mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya, yakni Akhmad Afifudin Al-Anshori mahasiswa FKH angkatan 2016, Muhamad Kharis Suhud mahasiswa FKH angkatan 2017, dan Alif Noviana Ismi mahasiswa FF angkatan 2016 berkolaborasi menemukan terapi transdermal delivery dari daun ashitaba (angelica keiskei) dalam bentuk sediaan “nanoethosomal gel” untuk penyembuhan luka bakar.

Salah satu tim Afif menjelaskan bahwa gagasan yang mereka susun dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) yang berjudul “Nano Ethosomal Gel Daun Angelica keiskeiSebagai Transdermal Delivery Kesembuhan Luka Bakar”.

Di bawah bimbingan Dr. Lilik Maslachah., M.Kes.,drh., proposal itu berhasil lolos seleksi DIKTI, sehingga berhak atas dana hibah penelitian dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tahun 2018-2019.

BACA JUGA:

Afif menjelaskan alasan memilih ashitaba karena tanaman tersebut merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi besar sebagai obat tradisional. Hampir seluruh bagian dari tanaman ashitaba, lanjutnya, secara empiris telah digunakan masyarakat sekitar perkebunan ashitaba yang terletak di Desa Ketapanrame, Trawas, Kabupaten Mojokerto.

“Penggunaanya untuk beberapa penyakit misalnya antihipertensi, antidiabetes, dan menurunkan kholestrol,” ujar Afif selaku ketua tim peneliti seperti dikutip dari situs Unair.

Lebih lanjut, Afif juga menjelaskan bagian daun ashitaba mengandung zat flafonoid, tanin, triterpenoid yang memiliki aktivitas antioksidan dibandingkan bagian yang lain. Kandungan senyawa itu, tambahnya, mampu membantu memperbaiki kerusakan sel akibat induksi luka bakar.

Tidak hanya itu, jelasnya, antioksidan dari daun ashitaba mampu memicu produksi kolagen dan peningkatan Vascular Endothelial Growth Factor(VEGF). Aktivitas antiinflamasi terjadi dengan cara mengurangi gejala inflamasi seperti sakit, ke merahan, dan bengkak.

“Sedangkan aktivitas antibakteri bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri,” tandasnya.

Alif juga menjelaskan, efisiensi terapi transdermal system pada luka bakar dapat diberikan dalam bentuk sediaan nanoethosomal gel yang merupakan pembawa vesikuler baru untuk meningkatkan pengiriman melalui kulit. Ukuran vesikula nanoethosomal dapat dimodulasi dari mikron menjadi 10 nanomikro.

“Nanoethosomal gel dapat meningkatkan bioavailabilitas dari obat sehingga dapat menembus ruang antarsel pada organ yang kecil sekalipun. Kelebihan nanoethosomal gel lainnya adalah dapat meningkatkan spesifitas target dari obat sehingga lebih tepat sasaran. Sediaan dalam bentuk gel lebih banyak digunakan karena mudah mengering, membentuk lapisan film yang mudah dicuci dan memberikan rasa dingin di kulit. Sediaan gel mempunyai kadar air yang tinggi, sehingga dapat menghidrasi stratum corneum,” jelasnya.

Afif mengakui uji coba pemberian nanoethosomal gel itu telah dilakukan pada tikus wistar yang diinduksi luka bakar dan telah menunjukkan hasil yang signifikan pengaruh pemberian nanoethosomal tersebut.

“Kami berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi ilmiah dalam meningkatakan kesehatan kulit yang mengalami luka bakar. Serta menjadi referensi ilmiah terkait kemampuan nanopartikel daun ashitaba yang dibuat dalam sediaan nanoethosomal gel dan menjadi rujukan bagio kesembuhan luka bakar pada penelitian dengan model hewan coba tikus,” pungkasnya. (ML)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*