SOUTH CAROLINE, KalderaNews.com – Profesor Radiologi di MUSC, Donna Roberts bersama timnya menemukan otak astronot yang menghabiskan waktu berkepanjangan di ruang angkasa mengalami perubahan struktur otak.
Penelitian mereka menyebutkan perubahan ini membantu menjelaskan penyebab beberapa astronot menunjukkan perilaku tak biasa saat kembali ke Bumi.
Neuroradiologis di Medical University of South Carolina (MUSC), Michael Antonucci menjelaskan tengkorak mereka mengalami penyempitan ruang cairan serebrospinal (CSF) di bagian atas. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui efek tersebut permanen atau masih bisa normal kembali seperti semula.
Para peneliti di MUSC ini mengamati otak dari 34 astronot sebelum dan sesudah mereka menjalankan tugas di luar angkasa. Sebanyak 18 astronot berpartisipasi dalam misi dan penelitian jangka panjang, rata-rata enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional, sementara 16 astronot berpartisipasi dalam misi dan penelitian jangka pendek, rata-rata satu hingga dua pekan..
Hasil pemindaian menunjukkan 94 persen astronot dengan misi jangka panjang mengalami penyempitan sulkus pusat otak mereka. Ini adalah bagian yang memisahkan lobus frontal dan parietal, dua dari empat lobus otak. Hanya 19 persen astronot dalam durasi penerbangan jangka pendek menunjukkan penyempitan sulkus sentral ini. (FA)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply