JAKARTA, KalderaNews.com – Kasus perselingkuhan kian marak. Ibu rumah tangga yang baik-baik saja bisa tertimpa kasus perselingkuhan. Berikut ini lima tinjauan atas fakta perselingkuhan bagi mereka:
Pertama, ada ruang kosong dalam hidup, terutama mereka yang ditinggal suami melannglang buana sehingga kesendirian tidak lagi menggairahkan. Ada sebuah ruang kosong yang tercipta.
Kedua, ada kebutuhan emosional yang tak terpenuhi. Bukanlah hal aneh apabila banyak perempuan mengeluh bahwa suami mereka tak lagi romantis. Banyak perempuan berharap suami akan menjadi lebih romantis setelah pernikahan. Jarak antara harapan dan kenyataan ini menimbulkan keputusasaan.
Ketiga, mayoritas ibu rumah tangga “jatuh” secara seksual setelah “jatuh” secara emosional. Motivasi perselingkuhan yang utama bukanlah kepuasan seks. Ujung perselingkuhan bagi mayoritas pria sudah jelas: seks. Sementara bagi perempuan akan sampai di titik ini karena sudah terlebih dulu jatuh hati.
Keempat, beberapa perempuan yang terlibat dalam perselingkuhan bahkan sampai berpikir untuk meninggalkan rumah tangga yang lama dan membentuk keluarga yang baru. Ide dan gagasan yang pasti nyaris tak terpikirkan oleh pria yang berselingkuh dengannya. Pada titik inilah biasanya konflik terjadi. Sayangnya, perempuan yang ingin keluar dari perselingkuhan, tentu tak semudah yang dibayangkan.
Kelima, rasa bersalah membayang seumur hidup. Ya, beberapa ibu rumah tangga baik-baik itu pada akhirnya bergumul dengan rasa bersalah. Tak lagi menikmati perselingkuhan, namun tak mungkin keluar begitu saja darinya Mau mengaku pada suami? Bukan hal yang mudah. Rasa bersalah membayang seumur hidup. Beberapa perempuan membayar rasa bersalah itu dengan pergi menjauhi keluarga, sebagian menjadi depresi atau malah memilih bunuh diri. (FA)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply