SMPK 5 PENABUR Jakarta Pertebal Solidaritas Anak Didik Lewat Live-In

Sharing for Empowerment
Live-in siswa kelas 7 dan 8 SMPK 5 PENABUR Jakarta di Desa Jayagiri, Lembang, Jawa Barat, 19-21 Maret 2018 (KalderaNews/SMPK 5 PENABUR Jakarta)

JAKARTA, KalderaNews.com – Pendidikan karakter anak didik bisa dilakukan dimana saja, salah satunya di masyarakat melalui program live-in. Untuk pertama kalinya, sebanyak 49 siswa kelas 7 dan 8 SMPK 5 PENABUR Jakarta mengikuti progranm live-in di Desa Jayagiri, Lembang, Jawa Barat, 19-21 Maret 2018 lalu.

Dengan didampingi 10 guru pendamping mereka tinggal bersama keluarga yang mayoritas petani dan peternak di desa tersebut. Melalui program live-in, para siswa yang terbiasa hidup serba ada di kota besar seperti Jakarta, diharapkan mampu mempertebal solidaritas. 

Pendidikan memang diarahkan tak hanya untuk peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesionalnya semata, tetapi juga pada pembentukan sikap, kepribadian dan moral.
 
“Salah satu pendidikan karakter yang mau diajarkan yaitu berbagi dengan sesama. Pada hari pertama anak-anak diberi tugas untuk mengamati apa saja yang dibutuhkan ibu asuhnya. Pada hari kedua mereka pergi ke pasar tradisional untuk berbelanja apa yang kira-kira dibutuhkan ibu asuh dengan dana yang sudah ditetapkan,” terang Penanggung Jawab Program Live-in SMPK 5 PENABUR Jakarta, Roma Uli pada KalderaNews melalui jaringan telepon, Selasa, 3 April 2018.

Ia menambahkan ada anak yang menemukan gorong-gorong toilet yang rusak lantas membeli semen dan pasir untuk orang tua asuhnya. Ada pula yang menemukan jam dinding rusak makanya membelikan jam dinding.

“Anak-anak bersemangat. Karena kebutuhan ibu asuh banyak, bahkan ada yang mau pakai uang sendiri. Saking antusiasnya ada anak yang mau membelikan magic com, tapi kami tidak memperbolehkannya karena melebihi anggaran. Kami ingin mengajarkan anak untuk memanfaatkan anggaran yang telah ditentukan,” imbuhnya.

Siswi kelas 7E, Monica Berliana Putri, mengaku senang dengan kegiatan live-in ini. Dari kegiatan ini ia mengaku bisa belajar lebih peduli, mandiri, bertangung jawab, belajar untuk beradaptasi di lingkungan yang berbeda dan melihat sesuatu dengan pandangan yang baik.

“Selama kegiatan live-in peserta tidak hanya melakukan kegiatan bersama orang tua asuh masing-masing. Di hari pertama dan hari kedua peserta wajib membantu segala segala kegiatan orang tua asuh, yang kebanyakan bekerja sebagai petani maupun peternak. Maka dalam keseharianya kami tidak lepas dari kegiatan berkebun ataupun membantu membereskan rumah orang tua asuh masing-masing. Selain membereskan rumah, kami juga membantu memasak makanan yang akan dimakan oleh keluarga orang tua asuh,” terangnya di laman resmi SMPK 5 PENABUR Jakarta.

Ia menambahkan di hari kedua para siswa diberi waktu untuk membeli keperluan orang tua asuh yang belum terpenuhi seperti sapu, pel, tempat sampah dan lain-lainya di pasar. Selain membantu orang tua asuh masing-masing, peserta live-in juga dipersilakan untuk berjalan-jalan di sekitar desa sambil menemani anak orang tua asuh bermain.

“Di hari ketiga kami datang ke sebuah sekolah yang letaknya dekat dengan Desa Jayagiri untuk mengajar murid-murid di sana. Dalam kegiatan mengajar kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Kami memiliki waktu mengajar selama 2 jam,” terangnya. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*