
DEN HAAG, KalderaNews.com – Pernahkah kamu melihat atau mungkin mengikuti sesi presentasi ilmiah dimana semua peserta terlihat serius dan diskusi terasa sangat ‘berat’ dan kompleks ditambah dengan sajian berupa grafik, dan bagan yang belum-belum sudah kita membuat ciut? Pernah kah kamu mengalami situasi dimana berkali-kali kamu melihat jam tangan karena ingin cepat selesai mengikuti forum ilmiah apalagi ketika topiknya asing?
Yang terjadi di sesi “StuNed Talks”, rangkaian kegiatan StuNed Day 2019 yang bertempat di Aula Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), di Den Haag, Belanda, Sabtu, 2 Februari 2019 lalu justru sebaliknya. Suasana ceria, penuh inspirasi dan sarat pengetahuan baru serta pesan positif mewarnai StuNed Day tahun ini.
BACA JUGA:
Sr. Lucia Yeni Wijayatri, CB: Korupsi Tidak Mengenal Gender
Wakil Ketua KPK Hadiri Seminar Anti Korupsi di STIKS Tarakanita Jakarta Timur
SPK Indonesia Siap Berkolaborasi untuk Menginspirasi
Delapan pelajar Indonesia penerima beasiswa StuNed yang masih berjuang menyelesaikan studinya di berbagai universitas di Belanda menyuguhkan suatu sajian ilmiah yang segar “menghibur” sekaligus menginspirasi. Begitulah terobosan cerdas serta brilliant dari para StuNed awardees yang menggelar “lapak ilmiah” mereka di StuNed Day 2019.
Hanya bermodalkan selembar karton, kedelapan topik ilmiah tersebut diramu dan disajikan dengan ciamik, lugas, bernas, namun casual dan fun sehingga mudah untuk diserap oleh semua peserta yang berasal dari berbagai bidang ilmu. Para peserta forum ilmiah itu dengan penuh antusiasme mendengarkan dengan seksama dan berpindah secara teratur dari satu presentasi ke presentasi lainnya, dari satu topik ke topik selanjutnya.
Mirip Acara Speed Dating
Format paparan yang disajikan mirip acara speed dating ini mampu menstimulasi peserta untuk berlomba mengajukan pertanyaan sehingga kadang pada saat bel dibunyikan pertanda perpindahan peserta ke pemapar selanjutnya, para pemapar masih sibuk melayani pertanyaan yang bertubi-tubi.
Sungguh mencengangkan melihat seorang mahasiswa program hukum yang dengan sangat antusias dan wajah penasaran membombardir pemapar yang menggelar materi tentang tentang konsep neural network dan persamaan matematika tingkat dewa!
Juga ketika seorang mahasiswa bidang matematika yang merasa terharu karena baru kali ini ia melihat mata-mata berbinar para peserta forum yang sebagian besar adalah para pelajar ilmu hukum dan ilmu sosial pada saat mendengarkan paparan 8 menitnya tentang machine learning, atau ketika semua sepakat bahwa pemaparan tentang hama pada tanaman tomat mampu disajikan lebih entertaining dibandingkan dengan stand-up comedy di program televisi.

Juga ketika paparan tentang port management menjadi sajian yang sangat renyah dan gurih untuk dinikmati sampai remah-remahnya dan jauh dari bayangan paparan engineering yang ‘njlimet’.
Delapan paper ilmiah dari delapan penelitian berbeda para StuNed awardees itu, meyakinkan kita untuk tidak lagi melihat ilmu pengetahuan dengan sekat-sekat ego sektoral, melainkan dengan positive attitude yaitu keterbukaan dan kesadaran bahwa tidak ada ilmu yang berdiri sendiri; bahwa ilmu hanya akan dapat terimplementasi untuk memberikan dampak positif jika dipadukan, dan diharmonisasikan dengan ilmu lainnya. Hal ini sesuai dengan tema peringatan 20 tahun Beasiswa StuNed yaitu “20 Years of StuNed – It’s about Impact!”
Berani Tampil
Acara yang digagas dan dimoderasi oleh Muhammad Ulil Ahsan, salah seorang penerima beasiswa StuNed yang juga sedang menyelesaikan studinya di Wagenigen Univesity and Research menegaskan bahwa kadang bukan kemampuan akademik yang menjadi masalah bagi para peneliti dan pelajar Indonesia, namun kurangnya keberanian dan kepercayaan diri untuk tampil, dan berbagi tentang pemikiran akademis dan ide-ide inovatifnya.
Studi di Belanda justru memberikan ruang terbuka bagi para pelajar untuk membuka “lapak” nya dimanapun mereka berada. Di akhir acara semua sepakat bahwa seorang pembelajar sejati bukanlah mereka yang hanya hebat ilmunya ,namun mereka yang memilki kearifan untuk membuka diri terhadap ilmu lainnya sehingga ilmunya lebih kaya dan akan membawa lebih banyak manfaat.
Penasaran dengan delapan mahasiswa dengan academic paper-nya yang tampil pada “StuNed Talks-Dari Negeri Belanda untuk Negeri” StuNed Day 2019 tersebut? Ini kedelapan penerima StuNed tersebut:
1. Annisa Hedlina Hendra Putri, “The Contribution of Digital Health Solution to Universal Access to Health in Bontang, East Kalimantan, Indonesia” (Leiden University);
2. Pararawendy “Berkenalan dengan ‘Machine Learning‘ dan Sepotong Implementasinya” (Leiden University);
3. M. Agni, “Understanding the Plant Early Warning System: Identification of Chitin Receptors in Tomato” (Wagenigen University and Research);
4. Atina Rosydiana, “Women and Kretek in Kudus” (Wagenigen University and Research);
5. Ingrid Sitorus, “Having Fun in Learning the Process of Port Development: Play the Game!” (TU-Delft);
6. Cecilia Juwita, “Beyond Authority: Legitimacy of Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) Certification Scheme” (Wagenigen University and Research);
7. Stella Dimitri, “A Synthesis of Agronomy and Ecology via Intercropping: The Case of Organic Cabbage” (Wagenigen University and Research);
8. Andi Cipta A., “Ada Apa dengan Perempuan Pekerja Serikat Buruh?” (Institute of Social Studies , Erasmus University) (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply