BEKASI, KalderaNews.com – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah resmi merilis Daftar Pemeringkatan Siswa Sekolah SMA berdasarkan Hasil Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK 2019.
Dari data resmi terlihat jelas, peraih nilai tertinggi alias sempurna UN 2019 adalah Dipasukha Edbert dari SMA Kristen Penabur Harapan Indah Bekasi dengan total nilai 400.
Dengan total nilai sempurna yakni 400 ini, berarti di setiap mata pelajarannya mendapatkan nilai 100, mulai dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan mata pelajaran pilihan Fisika.
BACA JUGA:
- Inilah Daftar Lengkap Siswa SMA/SMK Peraih Nilai UN Tertinggi 2019 di Jawa Barat
- Sukses UN 2019, Devita: Dengerin Arahan Guru di Sekolah
- Nyayu Aisyah: Bergelar Doktor di Usia 25 Tahun
- Kiat Sukses Ujian Nasional, Emilia Fransisca: Banyak Latihan Soal
“Terus terang nggak nyangka banget bisa dapat nilai kayak begitu soalnya kan dapat kabarnya dari orangtua. Orangtua dapat kabar dari kepala sekolah. Tapi beberapa saat kemudian, saya dikirimi gambar kalau saya dapat nilai sempurna. Saya ngerasa seneng banget dan bangga juga sih. Terus, pada saat yang sama yang bersyukur ke Tuhan bisa dapat prestasi yang membanggakan seperti ini.
Meski nilai UN hanya merupakan salah satu standar penilaian dalam proses pendidikan karena ada banyak indikator yang perlu juga diperhatikan selain nilai UN ini. UN bagi remaja yang akrab disapa Edbert ini cukup istimewa.
“Ujian Nasional secara general untuk mengukur nilai pemerataan di seluruh Indonesia dan kompetensi di satu sekolah. Menurut saya, UN ini penting buat saya karena masuk ijazah sehingga bisa digunakan untuk masuk kuliah swasta atau kuliah di luar negeri dan biasanya pas kerja nanti bisa juga diliat track recordnya.
Dengan prestasi sempurna yang diraihnya itu, ia pun telah memiliki rencana (planning) yang matang dalam studi.
“Setelah lulus saya akan kuliah di Singapura, tepatnya di National University of Singapore (NUS) ambil Science. Awalnya saya diterima sebagai siswa yang full payment. Saya agak bimbang. Kesempatan bagus, tapi suruh full payment,” kisahnya.
Untungnya, karena ada support dari orangtua maka dicarikan sponsor. Ia pun kini sudah tenang dan siap berangkat menimba ilmu ke Singapura.
“Akhirnya, puji Tuhan syukur saya dapat donatur yang bisa membiayai kuliahnya di NUS. Pas mendaftar NUS, saya sebenraynya juga mendaftar beasiswanya dengan mengikuti tes. Saya dinyatakan lulus tes, tapi tidak dapat beasiswanya. Dapetnya yang sama donatur,” akunya.
Terkait bidang studi yang akan diambilnya yakni science, di tahun keduanya, yakni tahun penjuruannya, ia akan ambil Data Science Analisis.
“Saya milih ini karena cita-citanya mau menjadi seorang yang expert di bidang administrasi aktuaris dan bisa menjadi profesional di bidang perencana keuangan.”
Menariknya, ia berencana balik ke Indonesia setelah studi. Setelah 4 tahun kuliah, ia berencana balik ke Indonesia karena menurutnya masih banyak peluang yang bisa diambil di bidang data science di Indonesia.
“Di Indonesia masih sangat dibutuhkan orang yang benar-benar bisa menganalisa keuangan. Bahkan di beberapa wacana saya sudah melihat di Indonesia itu kekurangan banget orang yang ahli analisis data keuangan. Buka auditor, tapi orang yang bisa mengalisis, memprediksi dan mengambil peluang dengan data-data yang ada. Jadi, bukan auditor,” pungkasnya. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply