Jelajah Sejarah dan Saksi Bisu Ibu Kota

Kapal Tua di Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa: Pelabuhan yang tidak jauh dari Museum Bahari ini merupakan pelabuhan tertua dan merupakan cikal bakalnya Kota Jakarta (KalderaNews/Natalia S.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Sejarah mempunyai arti yang sangat penting. Banyak hal yang dapat dipelajari dari sejarah. Ahli sejarah G.J. Reiner pernah mengemukakan bahwa tanpa pengalaman masa lalu kita tidak mungkin untuk membangun ide-ide tentang konsekuensi dari tindakan kita.

Sejarah juga memberi banyak manfaat atau kegunaan, salah satunya fungsi rekreasi, dimana sejarah dapat digunakan sebagai alat rekreasi atau hiburan. Orang yang belajar sejarah dapat merasakan kepuasan atau mendapatkan hiburan setelah mereka belajar atau mengunjungi obyek sejarah.

BACA JUGA:

Berangkat dari salah satu fungsi sejarah itulah, kami dari Tim Multimedia SMP Santo Antonius Jakarta yang berjumlah 11 anak, 3 guru pendamping dan 1 pemandu wisata bernama Katarina Gadis Wuri Handayani yang handal di bidang kejerahan kota Jakarta melakukan jelajah sejarah ibu kota.

(1) Toko Merah

Bangunan yang merupakan salah satu peninggalan VOC dengan ciri khas batu bata merah ini terletak di sebrang halte Kali Besar Barat. Bangunan ini banyak mencuri perhatian karena memang warna bangunan yang berbeda dari bangunan lainnya.

Menurut informasi yang kami dapatkan dari pemandu wisata, konon toko ini adalah saksi biksu pembantaian berdarah ratusan bahkan ribuan etnis Tionghoa Batavia saat jaman penjajahan sampai mengakibatkan banjir darah.

Tim Multimedia SMP Santo Antonius Jakarta (Insert Toko Merah)
Tim Multimedia SMP Santo Antonius Jakarta (Insert Toko Merah) (KalderaNews/Natalia S)

Meski punya sejarah yang sedikit menyeramkan, toko merah tidak luput dari para pengunjung. Hampir tiap hari ada pengunjung yang datang ke toko merah ini, walaupun hanya sekedar foto- foto, karena memang bangunan ini tidak sembarang orang boleh masuk. Kini bangunan ini dipakai untuk acara pernikahan dan ada juga untuk foto pre wedding karena keunikannya.

(2) Jembatan Kota Intan

Merupakan jembatan ‘jungkit’ yang berwarna merah marun warisan Belanda dengan konstruksi besi dan kayu yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta, merentang di atas ujung Kali Besar yang saat ini airnya gelap keruh.

Tim Multimedia SMP Santo Antonius Jakarta di Jembatan Kota Intan
Tim Multimedia SMP Santo Antonius Jakarta di Jembatan Kota Intan (KalderaNews/Natalia S)

Dahulu jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara Benteng Belanda dengan Benteng Inggris, tapi kini menjadi salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Karena keunikannya, kini jembatan ini digunakan untuk foto prewedding.

(3) Museum Bahari

Museum yang dibangun 2 tingkat ini banyak menyimpan benda- benda bersejarah seperti kapal perdagangan yang terdapat di lantai satu. Sedangkan di lantai 2, terdapat biota laut yang diawetkan, perpustakaan, dan diorama tokoh- tokoh sejarah yang unik dan menarik.

Uniknya lagi, terdapat gudang yang khusus menyimpan rempah-rempah yang masih banyak dan lengkap. Untuk dapat masuk ke Museum Bahari ini, cukup membayar Rp.2000 bagi pelajar, dan Rp. 5000 untuk dewasa.

Selesai mengelilingi Museum Bahari, kami melanjutkan jelajah kami ke Menara Syahbandar yang tidak jauh dari Museum Bahari tersebut. Di sana kami menikmati keindahan Kota Jakarta yang sangat bagus dan menarik.

Museum Bahari di Jakarta
Museum Bahari: museum yang dibangun 2 tingkat ini banyak menyimpan benda- benda bersejarah seperti kapal perdagangan (lantai 1) dan biota laut yang diawetkan, perpustakaan, dan diorama tokoh- tokoh sejarah yang unik dan menarik (lantai 2) (KalderaNews/Natalia S.)

Menara ini, dulunya difungsikan sebagai kantor ‘pabean’ tempat mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. Selain itu, Pemerintah Belanda membangun terowongan tepat di bawah menara ini.

Terowongan ini menghubungkan menara dengan Benteng Frederik Hendrik yang kemudian menjadi sebuah masjid yang kini dikenal dengan Masjid Istiqlal. Keunikan lain dari menara ini, adalah sebutan lainnya yaitu ‘menara goyang’, dikarenakan menara yang memiliki tinggi 12 meter ini mengalami kemiringan, dengan penyebab lokasi menara yang berdekatan dengan pelabuhan membuat menara ini merasakan getaran yang lama-kelamaan membuat menara ini miring karena getaran tersebut.

(4). Pelabuhan Sunda Kelapa

Pelabuhan yang tidak jauh dari Museum Bahari ini merupakan pelabuhan tertua dan merupakan cikal bakalnya Kota Jakarta. Berkat pelabuhan inilah Ibukota Indonesia bisa dikenal dunia, dimana segala aktivitas perdagangan, seperti jual-beli bahan makanan (beras, lada, hewan potong, sayuran), emas, serta bahan- bahan rumah tangga lainnya dilakukan di tempat ini, dari Cina, Arab, maupun India.

Walaupun sudah tidak seramai seperti zaman dulu, sekarang pelabuhan masih digunakan dan beroprasi sebagai dermaga transportasi laut. Banyak kapal Phinisi atau kapal kayu berukuran besar yang bersandar di sekitar pelabuhan ini.

Pelabuhan Sunda Kelapa
Pelabuhan Sunda Kelapa: Walaupun sudah tidak seramai seperti zaman dulu, sekarang pelabuhan masih digunakan dan beroperasi sebagai dermaga transportasi laut (KalderaNews/Natalia S)

Kapal-kapal tersebut digunakan untuk mengangkut barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti beras, semen, besi, kendaraan bermotor yang akan dikirim ke beberapa pulau di luar Jawa. Selain itu, pelabuhan ini kini digunakan sebagai tempat wisata dengan tiket masuk Rp.2500 per orang.

Perjalanan kali ini merupakan perjalanan yang sangat berharga dan memberi kesan tersendiri bagi kami. Banyak pengalaman dan pelajaran baru yang kami dapatkan. Selain kami menyusuri setiap tempat dengan berjalan kaki di bawah teriknya matahari, kami mendapat pelajaran dan pengetahuan yang baru tentang sejarah ibukota Indonesia.

Tim Multimedia SMP Santo Antonius
Tim Multimedia SMP Santo Antonius (KalderaNews/Natalia S.)

Rasa lelah pun tidak kami rasakan, yang ada keseruan, kegembiraan dan rasa kekaguman akan cerita-cerita sejarah yang kadang membuat kami geleng kepala dan juga kekaguman akan keunikan benda-benda bersejarah yang bahkan sampai saat ini masih ada dan terawat dengan baik seperti gambar aslinya.

Semua ini ada sebagai bukti dan saksi biksu adanya Kota Jakarta dan membuktikan bahwa sejarah itu memang benar-benar nyata. (NS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*