JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Sanggar Bharata Muda melatih sekira seratus penari terbaik dari SMP, SMA, dan perguruan tinggi di Jakarta. Latihan ini untuk persiapan rangkaian peringatan HUT ke-74 RI di Istana Merdeka, Jakarta. Pelatihan ini sudah dimulai sejak 2 Agustus 2019 lalu.
Tahun ini, konsep tari yang akan ditampilkan adalah Mataya Swarnadwipa. Mataya Swarnadwipa berarti tarian dari Sumatra. “Mataya Swarnadwipa merupakan untaian garapan tari sebagai ungkapan ekspresi budaya dari bumi Sumatera,” urai Teguh Ampiranto, sang sutradara yang juga staf Direktorat Kesenian, Kemendikbud.
BACA JUGA
- The EU and ASEAN highlight cooperation and scholarship opportunities on ASEAN Day
- 6 Kiat yang Harus Kamu Lakukan di Awal Kuliah
- Gempa Bumi Bisa Terjadi Kapan Saja, Ini 5 Tips Siap Siaga Menghadapinya
- 5 Tips Aman dan Selamat Saat Terjadi Gempa Bumi Ini Wajib Kamu Tahu
Ia mengatakan, Mataya Swarnadwipa akan menampilkan enam koreografi dari Sumatra, yaitu Tari Umbul-umbul Sriwijaya, Tari Persembahan Gending Sriwijaya, Tari Ulos Pane, Melinting Palas Pasemah, Dol Basemah, dan Tari Selampit Delapan Muaro Jambi. “Masing-masing tarian mewakili beberapa daerah di Sumatra. Seperti Tari Gending Sriwijaya dan Tari Umbu-umbul Sriwijaya dari Palembang, Melinting Palas Pasemah dari Lampung, Dol Basemah dari Bengkulu, dan beberapa koreografi lainnya,” katanya.
Menurutnya, koreografi dan ragam gerak Mataya Swarnadwipa adalah simbol kejayaan, persatuan dan kesatuan, serta sendi-sendi kenegaraan yang mencerminkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Mataya Swarnadwipa akan dikemas dalam garapan tari kreasi yang berakar pada tradisi, tapi sarat nuansa kontemporer. Seratus penari ini dipandu oleh penari-penari muda yang sudah lama berkecimpung dalam garapan-garapan tari etnik dan modern. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply