Sri Lestari S.Pd., M.M: Kepala TK Berprestasi Tingkat Nasional dari PENABUR

Kepala TKK PENABUR Kota Wisata, Sri Letari S.Pd., M.M
Kepala TKK PENABUR Kota Wisata, Sri Letari S.Pd., M.M terpilih menjadi Juara I Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019 (KalderaNews/FB TKK PENABUR Kowis)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala TKK PENABUR Kota Wisata, Sri Lestari S.Pd., M.M terpilih menjadi Juara I Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Pada ajang pemilihan ini terdapat 694 guru peserta yang terdiri atas 111 guru PAUD, 113 guru pendidikan dasar, 163 guru pendidikan menengah, dan 307 tenaga kependidikan.

Para peserta ini telah melewati berbagai jenis seleksi secara bertahap mulai dari tingkat Kabupaten/Kota sampai tingkat provinsi sehingga bisa mewakili daerahnya masing-masing pada Pemilihan GTK Tahun 2019.

BACA JUGA:

Ada 28 kategori penilaian yang diikuti oleh para peserta dan mereka berkompetisi serta saling berbagi inovasi dan kreativitas dalam pembelajaran.

Mereka mempresentasikan program yang dimiliki di hadapan para juri dan disaring hingga lima besar. Di tahap ini, kontestan memilih pertanyaan lalu menjelaskan kepada juri seraya dicecar berbagai pertanyaan.

Di hadapan para juri, Sri Lestari mempresentasikan Program Pendidikan Kreatif 3D’sE. 3D’sE adalah akronim dari 3D dan 1E: Discover, Design, Do, dan Evaluate.

“Goal dari pembelajaran kreatif ini adalah anak-anak akan terbiasa kritis dan punya inovasi yang tidak dilarang karena di era revolusi industri 4.0 anak-anak memang harus berpikir kritis, menyelesaikan masalah, menginovasi, berkolaborasi, dan komunikasi,” tandasnya saat berbicara pada KalderaNews lewat jaringan telepon, Senin malam, 19 Agustus 2019.

Peserta didik TKK PENABUR Kota Wisata
Kreativitas anak-anak TKK PENABUR Kota Wisata saat Gebyar Entrepreneurship (KalderaNews/FB TKK PENABUR Kowis)

Ia berpendapat sekarang ini dunia cepat berubah. Dulu kalau mau makan pizza atau mie goreng, harus mempersiapkan bahan-bahannya dengan pergi ke pasar kemudian mengolahnya dan baru disajikan. Tapi sekarang, begitu mau makan mie, tinggal di ujung jari untuk pesan dan beberapa menit kemudian makanan itu datang.

“Ini hanya satu contoh, dimana sekarang ini kita menghadapi perubahan yang begitu cepat. Apalagi, ketika anak-anak kami tumbuh menjadi dewasa di usia prosuktif, tantangannya pasti lebih banyak. Kecepatan apalagi yang akan muncul di saat itu, kita tidak tahu. Kita harus mempersiapkan hal itu,” tandasnya.

Pendidik asal Solo ini menegaskan strategi 3D’sE ini membangun pembelajaran kreatif dan inovatif. Latar belakangnya, perubahan yang begitu pesat. Anak-anak tidak bisa diajar dengan gaya-gaya model lama.

“Kurikulum selalu berganti, tetapi ujung tombaknya adalah guru. Ketika guru masih mengajar pakai pola-pola lama, bagaimana bisa mempersiapkan anak di masa depan?” tanyanya terusik.

Peserta didik TKK PENABUR Kota Wisata
Anak-anak TKK PENABUR Kota Wisata mengikuti English Competition (KalderaNews/FB TKK PENABUR Kowis)

Ia pun menandaskan bahwa Tahapan 3D’sE tersebut tidak putus. Tahapan ini satu rangkaian. Ketika Evaluate, mereka mengomunikasikan hasil mereka. Ketika Do, mereka berkolaborasi. Ketika Design, mereka berinovasi. Ketika discover, mereka harus belajar, menemukan, memperoleh pemahaman atau konsep pembalajaran sehingga bisa mengembangkan suatu ide atau gagasan.

“Saya bersyukur sekali dan puji Tuhan kalau program ini bisa diterima oleh juri karena jurinya memang luar biasa. Pertanyaannya dalam sekali dan semua ingin diketahui oleh juri. Saya sangat beryukur sekali. “

Kendati demikian, ia menganggap kemenangan ini bukan karyanya semata, tetapi ini karya semua warga PENABUR.

“Karena ini adalah suatu pembelajaran. Pembelajaran tidak mungkin terjadi tanpa interaksi. Ini sudah kita lakukan di Kota Wisata. Jadi, apa yang kita sampaikan ini memang sudah berjalan. Ini produk kami.”

“Ini bukan hasil usahan saya pribadi. Ini adalah hasil usaha bersama guru-guru, kepala sekolah, kepala jenjang, anak didik dan orangtua serta lembaga yang selalu memberi kesempatan pada kami untuk terus memperbaharui pembelajaran yang ada,” pungkasnya. (JS)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*