SURABAYA, KalderaNews.com – Enam mahasiswa dari beberapa negara Afrika yang saat ini sedang belajar di Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya mengatakan akan ikut memperkuat hubungan persahabatan dan kerjasama Indonesia dengan Afrika.
Mereka tidak harus menunggu studi selesai dan kembali ke tanah air masing-masing untuk berbuat sesuatu yang penting untuk meningkatkan kerjasama Indonesia dan Afrika.
Dalam waktu dekat, mahasiswa Afrika itu akan menyelenggarakan promosi dan pertunjukan budaya di FISIP Universitas Airlangga.
BACA JUGA
- 200 Guru dan Pengawas Madrasah Menerima Beasiswa S2
- KSM 2019, Jadikan Madrasah Hebat Bermartabat
- Inilah Daftar Lengkap Pemenang FLS2N SLB Tingkat Provinsi Jabar 2019
- Wow, Separuh Lulusan UGM Cum Laude
Hal itu dikatakan mahasiswa Afrika di Surabaya, Tadelech Bubamu (Ethiopia), Ahmed Nuri (Ethiopia), Yonas Taye (Ethiopia), Abinet Zekariyas Jelleta (Ethiopia), Sunkung Danso (Gambia) dan Silas Emovwodo (Nigeria) kepada Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti dan Uni Afrika usai menyampaikan kuliah umum di FISIP Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis, 29 Agustus 2019.
Seluruh mahasiswa tersebut adalah penerima beasiswa Kemitraan Negara Berkembang yang diberikan pemerintah Indonesia.
Kuliah umum yang dihadiri 150 mahasiswa dan dosen itu mengangkat tema “Africa Now! Peluang dan Tantangan Generasi Milenial Dalam Meningkatkan Kerjasama Indonesia-Afrika.”
“Tahun ini, pemerintah Indonesia memberi beasiswa Kemitraan Negara Berkembang kepada tiga mahasiswa Ethiopia untuk program master di perguruan tinggi Indonesia. Mereka memulai kuliah bulan Agustus 2019 ini. Tahun lalu ada satu penerima dari Ethiopia,” kata Duta Besar Al Busyra Basnur.
Adapun, jumlah alumni penerima beasiswa Indonesia di Ethiopia sekitar 50 orang.
Dekan FISIP Universitas Airlangga, Dr. Falih Suaedi dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa Afrika sekarang mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat terutama di bidang ekonomi. Indonesia perlu meningkatkan peran, hubungan dan kerjasama dengan negara-negara di benua Afrika tersebut.
“Karena itu, pada akhir tahun lalu FISIP Universitas Airlangga bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri mendirikan pusat studi Afrika. Pada akhir September 2019, delegasi dari pusat studi Afrika tersebut, didukung Kementerian Luar Negeri dan KBRI Addis Ababa akan berkunjung ke Ethiopia untuk membahas dan mengadakan kerjasama dengan perguruan tinggi setempat dan lembaga terkait lainnya,” kata Dr. Falih.
Lebih lanjut, Duta Besar Al Busyra Basnur mengatakan bahwa minat mahasiswa Afrika, khususnya Ethiopia untuk belajar di Indonesia dengan memanfaatkan beasiswa Indonesia, sangat besar. Hal itu terbukti dari jumlah pendaftar yang cukup banyak dan meningkat dari tahun ke tahun. Namun, jumlah peserta belum seperti yang diharapkan.
“Setidaknya ada dua tantangan sekaligus hambatan yang perlu kita pikirkan bersama. Pertama, jumlah penerima beasiswa dari Afrika yang diberikan pemerintah Indonesia sangat terbatas. Kedua, kecuali beasiswa Kemitraan Negara Berkembang, penerima beasiswa harus membayar sendiri tiket penerbangan mereka untuk pergi dan pulang,” katanya.
“Ini cukup berat bagi mahasiswa Afrika. Di sisi lain, hampir semua beasiswa yang diberikan oleh negara-negara di Eropa, Amerika Utara dan Asia Timur, menanggung semua komponen biaya. Beasiswa tersebut tentu lebih menarik bagi mahasiswa Afrika. Ini tentu perlu kita kaji lebih baik lagi, mengingat diplomasi kita sekarang menempatkan Afrika sebagai prioritas,” pungkasnya. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply