Mahasiswa Kembali Bergerak, Inilah Sejarah Gerakan Mahasiswa, dari Boedi Oetomo Sampai Era Reformasi

Gerakan mahasiswa tahun 1998 (Ist.)
Gerakan mahasiswa tahun 1998 (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Beberapa elemen mahasiswa kembali menggelar unjuk rasa di sejumlah daerah. Mereka menolak upaya-upaya sistematis untuk melemahkan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tuntutan itu juga merembet ke penolakan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan yang lain.

Gerakan mahasiswa di negeri sejatinya bukanlah hal baru. Mahasiswa atau pemuda selalu berada di garda depan mengusung perubahan di negeri ini. Yuk kita intip sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia!

BACA JUGA:

Gerakan mahasiswa di Indonesia telah dimulai jauh sebelum kemerdekaan. Boedi Oetomo menjadi salah satu wadah perjuangan mahasiswa pertama di Indonesia. Ia didirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh mahasiswa yang sedang studi lembaga pendidikan STOVIA. Pada saat bersamaan, para mahasiswa Indonesia yang sedang studi di Belanda, salah satunya Mohammad Hatta mendirikan Indische Vereeninging yang menjadi cikal bakal Perhimpunan Indonesia, tahun 1925.

Wadah-wadah itu menjadi penanda kemunculan gerakan mahasiswa yang terstruktur. Beberapa tahun kemudian, banyak muncul organisasi kemahasiswaan di berbagai kota, hingga memuncak pada peristiwa Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.

Jelang proklamasi kemerdekaan, lagi-lagi peran mahasiswa atau pemuda tak terbantahkan. Hal ini dibuktikan dengan peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok oleh kelompok yang dipimpin Chairul Saleh dan Soekarni. Mereka mendesak proklamasi segera dilakukan.

Pada era kemerdekaan, kelompok gerakan mahasiswa kian bervariasi. Ada pula yang berafiliasi dengan partai politik. Era 1965-1966, muncul gerakan mahasiswa yang amat masif, terutama yang menolak Partai Komunis Indonesia (PKI). Gerakan ini mampu meruntuhkan sendi-sendi kekuasaan Orde Lama, dan berganti dengan Orde Baru. Tokoh-tokoh dalam dalam gerakan yang kerap disebut sebagai “Angkatan 66” ini, seperti Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi, Akbar Tanjung, dan yang lain.

Memasuki era 1970, kritik terhadap Orde Baru mulai muncul. Gerakan mahasiswa pada era ini dipicu oleh kebijakan-kebijakan Presiden Soeharto yang tidak berpihak kepada rakyat. Gelombang gerakan mahasiswa terus berlanjut pada masa-masa berikutnya. Gerakan mahasiswa ini dilawan pemerintah dengan menerbitkan surat keputusan tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) pada 19 April 1978. Mahasiswa “tak boleh” lagi berkegiatan di luar kampus, dan harus kembali ke barak-barak kampus.

Kondisi ini justru membuat mahasiswa di berbagai daerah bersemangat menentang kepemimpinan Orde Baru di bawah komando Presiden Soeharto. Represi aparat terhadap gerakan mahasiswa kian membuat mahasiswa geram. Gelombang gerakan mahasiswa terus masif sampai ke daerah-daerah.

Gerakan ini mencapai titik puncak pada 1998. Mereka menuntut reformasi dan penghapusan korupsi, kolusi, dan nepotisme alias KKN. Mei 1998, menjadi puncak dari gerakan ini. Mereka berhasil menduduki Gedung DPR RI, dan memaksa Presiden Soeharto mengundurkan diri dari jabatan sebagai Presiden RI.

Pasca reformasi, gerakan mahasiswa memang nampak mati suri, tidak semasif gerakan mahasiswa pada era sebelumnya. Tapi kini, mahasiswa kembali bergerak. Akankah ada perubahan lagi di negeri ini? (yp)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*