
JAKARTA, KalderaNews.com – Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Unika Atma Jaya) Jakarta kembali mengadakan Social Entrepreneur Marketplace (SE Marketplace) 2019 pada 24-25 Oktober di Jakarta. Tahun ini merupakan tahun ketiga SE Marketplace diadakan untuk membantu menyelesaikan masalah sosial.
BACA JUGA:
- Universitas Esa Unggul Gelar Konferensi Kesehatan Bertaraf Internasional
- Ini Fokus Program 100 Hari Kemenristek/BRIN
- Harapan dan Tantangan Dunia Pendidikan di Pundak Mas Nadiem
- Jangan Baper, Dikti Tuh Sekarang di Bawah Kendali Kemendikbud
- (Mengharapkan) “Midas Touch” dari Seorang “Silver-Spoon Kid”
SE Marketplace menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menunjukan ide-ide kreatifnya dalam rupa produk atau jasa sebagai solusi atas aneka persoalan masyarakat. “Sebagai lembaga akademik, Unika Atma Jaya turut berpartisipasi memberikan solusi berbagai permasalah sosial di Indonesia,” jelas Wakil Rektor Bidang Kolaborasi, Riset, dan Pengembangan Unika Atma Jaya, Elisabeth Rukmini.
Satu program yang mengemuka dalam SE Marketplace ini adalah pengembangan bahan baku endemik Indonesia yang diinisiasi Pusat Riset Rempah Indonesia. Penelitian berfokus pada berbagai bahan pokok khas Indonesia untuk diolah, seperti andaliman, rempah khas Batak yang melegenda sebagai bahan dasar untuk membuat teh.
Selain itu, program lain yang diciptakan mahasiswa Unika Atma Jaya berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Bina Nusantara adalah program My Farm. Program ini berfokus pada bisnis tumbuhan hidroponik dengan cara reboisasi tumbuhan hidroponik. My Farm diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan penyediaan sayuran yang dapat diproduksi di perkotaan. Program ini mendapat hibah dana Hackaton dari Goethe Institute.
Acara ini diikuti berbagai peserta gabungan antara mahasiswa, dosen, dan komunitas yang memiliki jiwa social entrepreneur. Salah satu hasilnya adalah Program SILVER alias Self-Improvement Lesson, Vocational Education for Refugees. Program ini adalah cara untuk membimbing dan memberikan pelatihan agar mahasiswa dapat bersosialisasi dengan masyarakat. Selain itu, program ini juga mempersiapkan para pengungsi dengan pengetahuan kewirausahaan sebagai bekal untuk mencari nafkah. Program ini juga didukung United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Labour Organization (ILO). (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply