
JAKARTA, KalderaNews.com – Saat ini ada banyak peluang beasiswa untuk meraih PhD di luar negeri mulai dari LPDP, MORA, DIKTI, universitas dan masih banyak lagi. Meski sudah mendapatkan beasiswa nih, apakah kalian tahu betapa tidak mudahnya mencari profesor pembimbing?
Inilah faktanya: mendapatkan beasiswa PhD boleh dikata lebih mudah dibanding mencari profesor pembimbing. Hal ini yang acap kali kurang dipahami banyak peneliti bergelar S2 (master).
Nah, jika sebagai peneliti sudah memiliki bidang kajian yang ingin dielaborasi dalam rencana program PhD, kalian tak perlu bingung dan pusing nyari-nyari profesor pembimbing. Lho kok?
BACA JUGA:
- Kini, Melamar Program PhD Lebih Mudah dengan Academic Transfer
- Sudah Seberapa Besar Sih Motivasi Kamu untuk Studi di Belanda?
- Menristek/Kepala BRIN Minta Alumni Belanda Aplikasikan Ilmunya
- Animo Masyarakat Jakarta untuk Studi di Belanda Sangat Tinggi
- Peter van Tuijl: Pelajar Indonesia di Belanda Feels Like Home
- Fatamorgana Beasiswa: Kenali Minatmu Sebelum Hadiri Pameran Pendidikan
PhD Recruitment 2019 hadir di Jakarta. Ajang tatap muka dan berdiskusi langsung (One-on-One Session) dengan para profesor dan delegasi yang berpotensi menjadi pembimbing riset untuk kedua kalinya diadakan di Jakarta.
Nuffic Neso Indonesia bekerja sama dengan Academic Transfer memberikan kesempatan bagi para peneliti yang tertarik mengambil gelar PhD di Belanda menemukan pembimbing risetnya. PhD Recruitment 2019 akan dihelat pada Sabtu, 16 November 2019 di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jl. H. R. Rasuna Said Kav. S-3, Kuningan, Jakarta.
Koordinator Promosi Pendidikan Nuffic Neso Indonesia, Inty Dienasari pada KalderaNews menyampaikan PhD Recruitment 2019 menjadi ajang untuk memfasilitasi networking para peneliti.
Di Belanda PhD itu dikategorikan sebagai langkah awal berkarir sebagai peneliti. Jadi sistemnya dibayar. Kalau PhD ke Belanda, visanya pasti visa kerja karena dapat gaji. Nah, kalau mau cari lowongan PhD di Belanda bisa dilihat di website universitas atau di job boards seperti Academic Transfer.
“Ini kali kedua Neso ngadain PhD Recruitment. Pengalaman tahun lalu ada pengunjung yang akhirnya berangkat dengan beasiswa MORA dan ada juga pengunjung yang akhirnya ditawarin pekerjaan (PhD) oleh profesor yang menginterviewnya di acara PhD Recruitment 2018,” terangnya.
Ia menjelaskan kalau peneliti mendapatkan beasiswa dari MORA (atau lainnya), ia diconsider sebagai visiting researcher. Jadi biayanya full dari MORA. Tapi kalau ia bekerja buat univiversitas atau lembaga riset, otomatis harus tanda tangan kontrak kerja dulu sebelumnya. Kemungkinan lain juga joint funding.
Berbagai peluang terbuka tergantung dari ide topik penelitian dan focus project penelitian yang sedang dikerjakan oleh profesor. Namun motivasi yang utama hadir di PhD Recruitment 2019 tentu bukan harapan dapat “pekerjaan” di Belanda, tetapi kesempatan networking itu sendiri bagi para peneliti.
“Kalau ide penelitiannya menarik buat profesor, tapi nggak bisa didanain karena beda sama project yang dia kerjain maka mesti nyari sumber dana penelitiannya. Tapi kalau idenya menarik buat profesor dan kebetulan profesor tersebut tahu sumber dananya dari mana, pastinya ditawarin,” terangnya.
So, bagi para peneliti yang ingin networking dan hadir di PhD Recruitment 2019, silakan melengkapi formulir pendaftaran One-on-One Session dengan para profesor atau delegasi dari universitas dengan KLIK: Pendaftaran PhD Recruitment 2019. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply