JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan lembaga PAUD maupun orang tua harus memahami konsep bermain dan belajar di tingkat pendidikan usia dini sehingga tidak terjebak dengan target kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini.
Yang terpenting dari konsep pendidikan usia dini, tandasnya, mengenalkan kepada anak-anak bagaimana belajar sambil bermain.
“Konsep bermain dan belajar sebenarnya membentuk karakter anak usia dini. Bagaimana mereka berkolaborasi, bagaimana cara menemukan kreativitas, kemudian menjadi cinta sekolah dan cinta belajar,” tegasnya.
BACA JUGA:
- Tidak Jujur dan Disiplin Saat Kecil Bisa Jadi Pemicu Korupsi
- Tips Tetap Sehat di Musim Hujan buat Anak Sekolah dan Mahasiswa
- 3 Tahun Cari Beasiswa, Maria Goreti Ika Riana: Tahun Ke-3 Baru Berhasil
- Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Hingga 17 November 2019
- Ambil PhD di Belanda Butuh Kemampuan Bahasa Inggris di Atas Rata-Rata
“Jadi yang penting bukan soal cepat berhitung, cepat menulis, atau cepat membaca. Bukan! Itu bukan yang terpenting,” tegas Mendikbud usai kegiatan Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional Tahun 2019 di Jakarta, Senin, 18 November 2019.
Ia menuturkan, hal terpenting yang harus dicapai dalam pendidikan anak usia dini adalah kesenangan anak untuk berpartisipasi di dalam aktivitas-aktivitas sekolah. Misalnya, bagaimana berinteraksi atau bermain bersama murid lain di sekolah, atau bagaimana bersikap saat berhadapan dengan orang tua atau orang dewasa.
Menurut Mendikbud, kemampuan beradaptasi dan berinteraksi dengan orang lain menjadi hal penting bagi anak usia dini karena ia akan menghadapi jenjang pendidikan berikutnya, yaitu sekolah dasar (SD).
“Karena pada saat nanti dia pindah ke SD, di situlah dia memulai pembelajaran baru yang sifatnya lebih kognitif dan akademis. Tapi kalau pendidikan karakter dia, atau behaviour atau perilaku dia belum disiplin, belum bisa beradaptasi dengan teman-teman di kelasnya maupun berinteraksi dengan orang dewasa, dia akan kesulitan belajar. Jadi kalau kita sudah biasakan karakter itu sejak usia dini, belajar di sekolah jadi lebih mudah. Ini koneksi harus segera kita sebarkan,” ujar Mendikbud Nadiem Makarim.
Terkait pelajaran calistung pada anak usia dini, Mendikbud meminta semua pihak untuk memahami konsep atau filosofi bermain dan belajar di lembaga PAUD. Menurutnya tidak masalah jika ada anak usia dini yang sudah siap dan ingin belajar calistung. Tapi jangan sampai hal tersebut menjadi fokus utama di lembaga-lembaga PAUD hanya karena ingin mengejar kemampuan calistung anak sebelum masuk jenjang SD.
“Semua anak itu berbeda. Ada anak yang sudah siap dan ingin maju, tapi ada juga anak yang belum siap,” katanya.
Mendikbud pun kembali menegaskan fokus pendidikan pada anak usia dini adalah pendidikan karakter. Menurutnya, kesuksesan pendidikan anak usia dini antara lain terlihat jika anak sudah menunjukkan kemampuan dirinya dalam berinteraksi dengan teman, tumbuh kecintaannya terhadap buku, menyukai belajar, mengerti kedisiplinan, hingga puncaknya adalah kemampuan dalam berinteraksi dengan sesama. Misalnya bagaimana menghormati orang tua, tidak mengganggu atau mem-bully teman-temannya.
“Jadi hal-hal yang sifatnya bagaimana kita hidup sebagai manusia di dalam komunitas. Itu kuncinya sebenarnya. Kalau sudah itu benar, pas dia masuk SD hingga seumur hidupnya, dia pasti akan bisa mengetahui potensinya,” tutur Mendikbud. (ML)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply