4 Diaspora Ini Pilih Balik ke Indonesia untuk Membangun Tanah Air

Mantan Ilmuwan Diaspora: Intan Suci Nurhati (Amerika Serikat dan Singapura), Osi Arutanti (Jepang), Ayu Savitri Nurinsiyah ( Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman) dan Mohammad Hamzah Fauzi (Jepang)
Mantan Ilmuwan Diaspora: Intan Suci Nurhati (Amerika Serikat dan Singapura), Osi Arutanti (Jepang), Ayu Savitri Nurinsiyah ( Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman) dan Mohammad Hamzah Fauzi (Jepang) (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ilmuwan Indonesia di luar negeri (ilmuwan diaspora) diharapkan tidak lupa untuk kembali dan membangun Tanah Air. Memang tidak mudah meninggalkan kenyamanan hidup di luar negeri. Namun, kenyamanan saja tidak cukup dalam hidup ini kalau ilmu yang dimiliki selama ini tidak diaplikasikan untuk mereka yang benar-benar membutuhkan.

Meninggalkan kenyamanan hidup sebagai ilmuwan diaspora bukan hal yang mustahil. Setidaknya bagi empat ilmuwan diaspora berikut ini, hidup pun menjadi lebih bermakna. Siapa saja mereka?

BACA JUGA:

Pertama, Intan Suci Nurhati adalah peneliti arsip perubahan iklim di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setelah menjadi diaspora selama 10 tahun di Amerika Serikat dan Singapura, Intan sejak tahun 2015 menjadi peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi LIPI.

Intan adalah 74 Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila untuk Bidang Sains dan Inovasi dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Beberapa penghargaan yang pernah diraihnya adalah LIPI Young Scientist Awards 2018, German Ministry of Education and Research (BMBF)’s Green Talents Award for International Forum of High Potentials in Sustainable Development, dan John Bradshaw Research Award, Georgia Tech.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*