TAIWAN, KalderaNews.com – Dua siswa Indonesia, Muhammad Farrel Imanullah dan Muhammad Fikri Nur Rahman dari SMP Islam Sabilillah, Malang, Jawa Timur, mewakili Indonesia dalam ajang Taiwan International Science Fair (TISF) 2020 di Taipei, Taiwan, sampai 8 Februari nanti. Taiwan International Science Fair (TISF) merupakan kompetisi penelitian sains bagi siswa sekolah menengah dari kelas sembilan hingga dua belas.
BACA JUGA:
- Dukung Kampus Merdeka, Menristek/BRIN: Peneliti itu Butuh Ide-ide yang Bebas Lepas
- Nadiem Inginkan “Pernikahan Massal” Perguruan Tinggi
- Natuna Dijadikan Tempat Observasi WNI dari Wuhan, Sejumlah Sekolah Diliburkan
- Bagaimana Jika Perguruan Tinggi Tidak Mau Reakreditasi dan Naik Level?
- Harvard University Peringkat Pertama Dunia Versi Webometrics, 20 Besar Didominasi Amerika Serikat
- UI Geser UGM, Inilah 50 Besar Peringkat Universitas di Indonesia Versi Webometrics
Kompetisi ini bertujuan mengidentifikasi dan memelihara ilmuwan muda berbakat serta mengembangkan keterampilan penelitian ilmiah, kemampuan inovatif, dan perspektif internasional. Para siswa yang berpartisipasi diharapkan akan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kompetisi ini diikuti sekitar 250 finalis domestik dan 40 siswa luar negeri. TISF dihadiri 24 negara dari seluruh dunia.
Gelaran ini dihelat Pusat Pendidikan Sains Nasional Taiwan (NTSEC). Siswa yang berpartisipasi dibagi menjadi kelompok dalam dan luar negeri. Pemenang domestik, selain pemenang grand penghargaan, dipilih untuk mewakili Taiwan di berbagai pameran di seluruh dunia, yaitu Intel ISEF, I-SWEEEP, INESPO dan ESI.
NTSEC didedikasikan untuk menginspirasi generasi muda agar kreatif dan memiliki minat dalam bidang sains. Di TISF, tiga proyek luar biasa akan dipilih oleh Komite Juri untuk mendapatkan “Young Scientist Award”.
Farrel dan Rahman merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia di ajang ini setelah menjuarai ajang Youth National Science Fair (YNSF) 2019 yang berlangsung di Bandung, Mei tahun lalu.
Doni Nurdiansyah, Supervisor dan Representatif dari Indonesian Young Scientist Association (IYSA) untuk TISF 2020 mengatakan, mereka membawa penelitian uji efektivitas Barringtonia Asiatica sebagai purifikasi minyak jelantah pada penggorengan ikan bandeng. “Jadi, mereka membuat pemurnian minyak jelantah dengan memanfaatkan limbah buah butun yang ada di Malang,” jelas Doni. (yp)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply