Tiap Tahun Selalu Ada Orang Indonesia Ambil MBA atau MScBA di TIAS Belanda, Why?

Senior Adviser TIAS School for Business and Society dari Belanda, Humphrey Sopakuwa, Program Adviser Asian Representative Office of TIAS School for Business and Society dari Taiwan, Ava Lai, dan alumni TIAS School for Business and Society, Amelia Virgin saat acara Info Session TIAS MBA in Jakarta di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020 (KalderaNews/JS de Britto)
Senior Adviser TIAS School for Business and Society dari Belanda, Humphrey Sopakuwa, Program Adviser Asian Representative Office of TIAS School for Business and Society dari Taiwan, Ava Lai, dan alumni TIAS School for Business and Society, Amelia Virgo saat acara Info Session TIAS MBA in Jakarta di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Program MBA dan MScBA di TIAS School for Business and Society di Belanda memiliki daya pikat khusus bagi mahasiswa dan profesional muda asal Indonesia. Seperti diungkapkan Program Adviser TIAS Business School Representative Office Taipei, Ava Lai pada KalderaNews di Jakarta, setiap tahun selalu saja ada mahasiswa atau profesional muda asal Indonesia kuliah di TIAS.

“Saat ini ada 6 mahasiswa asal Indonesia di TIAS. Mereka kuliah dengan beasiswa. Setiap tahun selalu ada mahasiswa asal Indonesia antara 5-6 mahasiswa. Sementara itu alumni TIAS asal Indonesia berjumlah sekitar 70 orang,” terangnya di sela-sela acara Info Session TIAS School for Business and Society pekan ini di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020.

Pertanyaannya kini, kenapa selalu ada mahasiswa Indonesia di TIAS setiap tahunnya? Senior Adviser TIAS School for Business and Society dari Belanda, Humphrey Sopakuwa pun menjelaskan kampus TIAS berbeda dengan kampus MBA dan MScBA lainnya dari sisi content (isi) yang dipelajari.

BACA JUGA:

Program MBA dan MScBA di TIAS digemari karena TIAS fokus pada pengembangan personal dan kepemimpinan yang bertanggungjawab dan hal ini bisa terwujud karena dilakukan dalam kelas-kelas kecil sehingga perhatian perkembangan secara personal terpantau.

Ia lantas memberikan contoh misalkan tiap Jumat ada kelas khusus coaching, carees consultant, guest lescturs, acrees events dan sebagainya. Selain itu, tentunya karena beasiswa yang ditawarkan sangat komplit.

Untuk Full-time MBA ada TIAS-NESO Regional scholarships (beasiswa regional) (bervariasi per area), beasiswa TIAS untuk Academic Excellence (Keunggulan akademik) (3-6 beasiswa), beasiswa TIAS untuk High achievers in Industry/Future leaders (Performans terbaik di Industri/Pemimpin masa depan) (3-6 beasiswa), beasiswa TIAS untuk Women in Business (wanita dalam dunia bisnis) yang diprioritaskan untuk kandidat dari negara berkembang (minimum 8 beasiswa), beasiswa TIAS untuk Sustainability and responsibility (Keberlanjutan dan tanggung jawab) yang diprioritaskan untuk kandidat dari negara berkembang (3-6 beasiswa) dan TIAS Corporate Scholarship (Beasiswa korporat-TIAS) (2-4 beasiswa).

Sementara itu untuk Full-time MScBA ada TIAS-NESO Regional scholarships (beasiswa regional), beasiswa TIAS untuk Women in Business (wanita dalam dunia bisnis), beasiswa TIAS untuk Leadership (kepemimpinan), beasiswa TIAS untuk International Diversity (keberagaman internasional), beasiswa TIAS untuk Academic excellence (keunggulan akademik) dan beasiswa TIAS untuk Sustainability (Keberlanjutan).

Amelia Virgo, alumni MBA TIAS 2019 mengaku senang bisa memiliki kesempatan kuliah di TIAS. Kuliah dan pekerjaan setelah kuliah juga lancar.

Sesi diskusi saat acara Info Session TIAS MBA in Jakarta di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020 (KalderaNews/JS de Britto)
Sesi diskusi saat acara Info Session TIAS MBA in Jakarta di Erasmus Huis, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2020 (KalderaNews/JS de Britto)

“Aku nggak mikir mau kuliah di situ, ternyata dapat beasiswa dan prosesnya lancar banget. Sampai akhirnya balik ke Indonesia dapat kerja yang nggak pernah aku mimpiin terjadi di tahun ini,” akunya pada KalderaNews usai berbagi pengalaman di acara Info Session TIAS di Jakarta itu.

Ia mengaku banyak pengalaman yang didapatkan selama kuliah di TIAS, salah satunya yang penting adalah international networking.

“Kita satu kelas 33 orang dengan 15 nationality. Semua orang punya cara berpikir dan budaya yang total berbeda dengan kita. Pengalaman kita pun menjadi luas. Pengalaman kerja 5-6 bulan di Belanda juga kepakai banget. Setelah itu, banyak lowongan di Indonesia juga MBA prefered,” akunya.

Ia lantas memberikan alasa mengapa memilik TIAS di Belanda setelah 2 tahun riset untuk lanjut kuliah.

“Aku membandingkan dengan beberapa negara lain, Belanda secara biaya Biaya paling oke. Terus secara program kalau di Belanda itu cuma satu tahun, sementara negara lain 2 tahun. Kenapa TIAS? Pertama, biaya juga. Kedua, programnya itu personal banget. Dalam satu kelas itu hanya 33 orang. Jadi bener-bener fokus dan punya coach sendiri,” tandasnya. Seperti apa pengalaman lengkap Amelia Virgo kuliah di TIAS Belanda? Nantikan sharing khususnya pada KalderaNews di tulisan berikutnya dan di Channel Youtube KalderaNews.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*