JAKARTA, KalderaNews.com – Saat ini ada banyak cara belajar yang ditawarkan untuk putra-putri tercinta, salah satunya belajar hingga les (bimbel) online. Bahkan, tak dapat dipungkiri, saat ini sudah menjamur yang namanya bimbel online.
Namun di tengah maraknya cara belajar dan bimbel online dengan kelebihannya seperti waktu dan tempat yang fleksibel, hemat ongkos, hemat waktu perjalanan pulang-pergi, bisa diikuti baik dari dalam negeri dan luar negeri, modal hanya punya handphone (laptop) plus kuota internet, semua materi bisa disave, ada sejumlah kekurangan yang ada di baliknya yakni menjadi bisa tidak fokus dalam belajar sehingga tergoda untuk melalang-buana di dunia maya dan menjadi nggak bisa jauh dari hape.
Namun lebih dari itu ada yang lebih mengkhawatirkan yakni soal pembentukan karakter. Pendidikan bukan semata-mata ilmu pengetahuan, yang terpenting adalah pendidikan karakter. Untuk apa pintar secara akademis, tetapi perilakunya bejat dan akhirnya menjadi koruptor?
BACA JUGA:
- Gampang Galau, Baperan dan Melow, Dr.Ir. Darhamsyah, M.Si: Back to Nature
- Mengulik Program MBG dan Kelemahan Fitur Besutan Extramarks
- 7 Penulis Luncurkan Buku Inspiratif Secara Estafet di Jakarta
- 4 Skema Program Erasmus+ dari Uni Eropa untuk Universitas-universitas di Indonesia
- Kamu Datang ke Indonesia dari China, Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, Singapura, dan Malaysia, Langsung Masuk List “Corona” Ini
Seperti ditegaskan Ketua BPK PENABUR Jakarta Masa Pelayanan 2018-2022, Ir. Antono Yuwono pada KalderaNews, inti pendidikan dasar hingga menengah adalah pendidikan karakter. Pembentukan karakter adalah fondasi.
“Tapi kalau yang seperti itu (online) kan untuk pendidikan tinggi. Kalau untuk dasar dan menengah, saya pikir masih cukup banyak ketemu karena ada karakter di sana. Karakter tidak bisa diajarkan melalui online. Kita harus ketemu. Kita harus langsung memperbaiki dan mengajarkan pada anak-anak,” tandasnya.
Ia menjelaskan yang namanya guru itu kan digugu dan ditiru. Nah, kalau menggugu dan menirunya dari online, mungkin bukan yang benar juga. Karena apa yang ada di online belum tentu benar kan. Tetapi yang ada di dunia fisik, kami selaku yayasan bisa juga selalu memantau dan memonitor apakah guru-guru kami sudah memenuhi syarat yang diharapkan,” tandasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply