JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah membentuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19. Konsorsium ini dibentuk atas inisiatif Kemenristek/BRIN untuk mendukung percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Anggota dari konsorsium ini melibatkan lembaga penelitian, perguruan tinggi, penelitian dan pengembangan Kementerian Kesehatan, BUMN, sektor swasta, serta berbagai badan start-up di bidang kesehatan.
“Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN diarahkan untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang pencegahan (vaksin dan suplemen), skrining, diagnosis, pengobatan dan teknologi alat kesehatan terkait Covid-19,” ujar Menteri Ristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro di Jakarta.
BACA JUGA:
- Kualitas Udara di Indonesia Menjadi Bersih Gara-gara Corona, Ini Penjelasan Ilmiahnya!
- Hasil Studi LIPI: Keterbukaan Informasi Pasien Positif Covid-19 Perlu Dilakukan, Jangan Ditutup-tutupi!
- Peneliti ITB: Penyebaran Covid-19 Akan Berakhir Awal Juni 2020, Begini Penjelasannya
- Satelit Lapan Akan Sebar Pesan Lawan Corona 24 Jam Nonstop
- Transmisi Utama Corona Manusia ke Manusia, Peneliti: Stop Pemusnahan Kelelawar
- LIPI: Jahe Merah Tidak Membunuh Virus Corona
Prioritas dalam jangka pendek berfokus pada penelitian dan kajian sistematik terhadap berbagai aspek dari Covid-19. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) dan penelitian tanaman herbal peningkat imun. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyerahkan 4000 botol gel hand sanitizer kemasan 200 ml. LIPI juga telah melakukan pelatihan tenaga laboratorium untuk mengatasi kurangnya jumlah SDM yang mampu melakukan pengujian dalam laboratorium. Ada pula sepuluh unit mobile handwasher diserahkan untuk dapat digunakan di tempat yang dibutuhkan.
Prioritas jangka menengahnya berfokus pada pengembangan dan pengkajian Rapid Test Kit Covid-19, baik untuk deteksi awal (early detection) maupun deteksi akhir (late detection), pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia, pengembangan robot layanan, Smart Infusion Pump, dan pengembangan alat bantu pernafasan.
Adapun untuk jangka panjangnya, pengkajian dan pengembangan obat dan vaksin Covid-19. “Obat dan vaksin dibutuhkan waktu paling tidak satu tahun, tapi kami juga fokus pada supplemen untuk menjaga imunitas tubuh dari berbagai bahan alam di Indonesia. Obat yg sedang diuji adalah Pil Kina karena memiliki kesamaan di kandungan Chloroquine,” tandas Bambang.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply