Riset Terbaru di China Temukan Udara AC Mempercepat Penularan Covid 19, Ruangan Sekolah Perlu Jendela Terbuka

Ruangan perlu jendela terbuka agar sirkulasi udara segar terjaga (ANN)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Sebuah penelitian di China menunjukkan bahwa pendingin ruangan dapat membantu menyebarkan virus corona.

Hal ini berimplikasi perlunya bangunan-bangunan publik termasuk sekolah, memiliki jendela terbuka untuk menjamin sirkulasi udara segar.

Penelitian yang dipublikasikan di situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) dan disetujui oleh Komite Etik CDC Guangzhou, mengamati 10 kasus virus corona atas tiga keluarga yang makan malam di sebuah restoran pada saat yang sama di Guangzhou, China.

Ditemukan bahwa transmisi tetesan cairan (droplet) bersin mungkin didorong oleh pendingin udara restoran di tiga meja, yang kemudian menginfeksi pengunjung lainnya.

Pasien yang diamati tersebut tiba dari Wuhan pada akhir Januari dan makan di sebuah restoran dengan tiga anggota keluarga. Ada dua keluarga lain di meja yang berdekatan, kurang dari satu meter jaraknya.

Kemudian pada hari itu, pasien yang diamati mengalami demam dan batuk, dan pergi ke rumah sakit di mana ia dinyatakan positif. Pada awal Februari, sembilan anggota keluarga lainnya dari tiga keluarga yang makan di restoran tersebut menjadi sakit karena virus itu.

BACA JUGA:

Satu-satunya sumber paparan yang diketahui di antara tiga keluarga adalah pasien yang diamati di restoran tersebut. Studi ini menetapkan bahwa coronavirus ditularkan ke satu anggota dari masing-masing dua keluarga lain di restoran, dan bahwa infeksi lebih lanjut dihasilkan dari penularan intra-keluarga.

Restoran itu tidak memiliki jendela dan memiliki ventilasi AC di satu sisi ruangan, dan ventilasi di sisi lain. Tiga keluarga tersebut makan di restoran itu setidaknya selama sekitar satu jam.

Di antara 83 pelanggan pada hari itu, 10 orang jatuh sakit karena Covid-19; 73 lainnya diidentifikasi sebagai kontak dekat dan dikarantina selama 14 hari. Selama masa karantina itu, baik AC maupun pelanggan yang dikarantina diuji dan hasilnya negatif dari virus corona.

Studi ini menemukan bahwa penularan virus corona tidak dapat dijelaskan dengan penularan oleh tetesan saja. “Pada umumnya tetesan pernapasan yang lebih besar menetap di udara hanya dalam waktu yang singkat, dan perjalanannya hanya jarak pendek. Jarak antara pasien yang diamati dan orang-orang di meja lain semuanya kurang dari satu meter,” demikian studi itu menyatakan. Namun, “aliran udara yang kuat dari AC bisa merambatkan tetesan dari meja ke meja,” lanjut studi itu, seperti dikutip Asia News Network.

Studi ini menyimpulkan bahwa faktor kunci untuk infeksi adalah arah aliran udara. Untuk mencegah penyebaran Covid-19, restoran harus meningkatkan jarak antara meja dan meningkatkan ventilasi.

Membuka Jendela Penting untuk Pencegahan

Sementara itu para saintis di University of Oregon dan University of California, Davis merekomendasikan bahwa membuka jendela ruangan/bangunan, termasuk rumah-rumah, sangat penting untuk mencegah penularan virus corona.

Rekomendasi ini dikeluarkan setelah melakukan tinjauan atas berbagai studi terhadap berbagai kuman, termasuk virus corona CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.

Mereka juga meninjau data virus yang menjadi pemicu SARS dan MERS, dan kemudian mempublikasikan studi mereka di jurnal mSystems.

Menurut studi mereka, kebanyakan orang menghabiskan waktu lebih dari 90 persen di dalam bangunan, sehingga memberi kemungkinan yang luas bagi virus menginfeksi manusia. Mulai dari interaksi dekat sesama individu, menyentuh permukaan yang terpapar virus atau menghirup udara yang terkontaminasi.

Mempertimbangkan hal itu venitlasi bangunan dan alur udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi mikroba yang ada di sana.

“Cara termudah adalah membiarkan udara dari luar masuk ke dalam ruangan dengan membuka jendela,” kata mereka, dikutip dari Newsweek.com, 15 April 2020.

Meskipun demikian, temperatur di luar bangunan juga harus menjadi pertimbangan untuk mencegah terpaparnya manusia terhadap cuaca ekstrem dan mencegah virus menyebar di antara penduduk.

Riset sebelumnya juga menunjukkan cahaya memiliki manfaat untuk mengendalikan beberapa penyakit infeksi.

Studi-studi microcosm menemukan cahaya mempengaruhi kemunculan komunitas kuman di suatu ruangan. Salah satu simulasi studi, menunjukkan cahaya mata hari dapat memangkas setengah masa hidup kuman, dari 31 menit (di dalam gelap) menjadi dua menit.

“Studi lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak cahaya alam terhadap virus corona di dalam ruangan, namun sampai sejauh ini telah banyak penelitian yang menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan manusia,” demikian studi tersebut. (SM)

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*