JAKARTA, KalderaNews.com – Indonesia masuk dalam daftar 170 negara yang akan mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi karena Covid-19, sehingga transaksi dan jasa digital harus menjadi andalan.
Tapi mampukah sektor digital mengurangi dampak terburuk dari ekonomi, misalkan menjadi substitusi dari kegiatan ekonomi yang saat ini dibatasi?
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro menegaskan bisnis berbasis tatap muka selama pandemi Covid-19 maupun setelahnya akan semakin berkurang.
BACA JUGA:
- Bagaimana Cara Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Corona? Begini Rahasia Start-up Qoala
- Inilah Dampak dan Peluang Bisnis dari Covid-19 bagi Sektor Industri di Indonesia
- The COVID-19 shock will also have a serious impact on poverty
- Simak 4 Tips Mengatur Keuangan Saat Pandemi Covid-19
- Berikut Ini Rincian Realokasi Dana Rp405 Miliar Kemendikbud untuk Tangani Covid-19
Karena itu, inovasi di sektor digital semakin diperlukan untuk mengisi kegiatan tatap muka yang berkurang ini.
“Kita harus siap dengan new normal situation, bahwa interaksi ekonomi ke depan kalau saya boleh rangkum itu adalah less contact economy. Tidak contact free, tapi less contact economy,“ ungkapnya.
Artinya di masa depan meskipun Covid-19 ini sudah diatasi, jika ada obat atau vaksin Covid 19, keadaan new normal ini akan ditandai dengan berkurangnya pertemuan atau berkumpulnya kerumunan.
Ini kesempatan terbesar bagi sektor digital untuk bisa mensubstitusi berkurangnya pertemuan langsung, rapat atau kegiatan lain, sehingga digital economy application bisa diterapkan.
Karena itu, inovasi digital tidak hanya dibutuhkan di bidang ekonomi, tapi juga di bidang medis atau kedokteran dengan adanya aplikasi telemedicine yang membuat konsultasi pasien dengan dokter tidak dilakukan secara tatap muka, melainkan melalui layanan digital.
“Telemedicine akan menjadi pola yang biasa ke depannya atau yang boleh saya sebut menjadi new norma . Berarti kembali lagi bagi para pegiat di bidang digital, upaya untuk membuat telemedicine itu semakin bisa menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia.”
Meningkatkan aplikasi telemedicine atau kedokteran jarak jauh ini menjadi sangat penting saat ini, apalagi sekarang tidak direkomendasikan untuk kita begitu saja pergi ke rumah sakit karena kemungkinan tertular oleh virus Covid-19,” pungkas Menristek/Kepala BRIN.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply