Inilah Tempat Tertutup yang Berpotensi Jadi Tempat Penularan Covid-19 Lewat Udara

Petugas memeriksa dengan alat thermo scanner di sejumlah pintu masuk perkantoran yang ada di Sudirman Central Business District atau SCBD di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Maret 2020
Petugas memeriksa dengan alat thermo scanner di sejumlah pintu masuk perkantoran yang ada di Sudirman Central Business District atau SCBD di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Maret 2020 (KalderaNews/Malena)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengakui bukti-bukti penyebaran virus corona di udara atau airborne. Virus Corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup dan bisa menyebar dari satu orang ke orang lain.

Sebelumnya WHO bersikukuh Corona menyebar melalui kontak langsung seperti sekresi dari orang yang terinfeksi, misalnya air liur, melalui droplet atau percikan pernapasan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.

Setelah didesak para ilmuwan dengan bukti-bukti nyata, WHO baru mengakui udara sebagai agen penular dan penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama. Aerosol adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat menempel di udara.

BACA JUGA:

Sementara droplet atau tetesan pernapasan berdiameter lebih dari 5-10 μm, inti tetesan atau aerosol berdiameter kurang dari 5μm. Penyebaran melalui udara dapat terjadi saat petugas medis terlibat dalam prosedur tertentu yang menghasilkan aerosol.

Namun, dari penelitian intensif, ternyata kini semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk virus dapat melayang tinggi selama berjam-jam dan menginfeksi orang lain.

New York Times menyebutkan tempat tertutup yang bisa menjadi tempat penularan Covid-19 di udara antara lain restoran, klub malam, tempat ibadah, tempat kerja, atau tempat-tempat lain di mana orang berteriak, berbicara, dan bernyanyi.

“Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Ini terjadi saat menguap, bernapas normal, dan saat berbicara,” kata WHO.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*