JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, menggelontorkan 3,5 triliun untuk program Pengembangan Pendidikan Vokasi
Alokasi anggaran ini untuk mewujudkan link and match antara pendidikan vokasi dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dengan beberapa kebijakan program yang dilakukan.
“Vokasi dan industri harus benar-benar link dan match. Jadi, ibarat hubungan asmara, hubungannya harus selevel menikah, menghasilkan banyak anak,” tandas Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto.
BACA JUGA:
- Resmi, Beasiswa dan Sisa Lebih yang Ditempatkan pada Dana Abadi Pendidikan Bukan Objek Pajak
- Digitalisasi SDM Usia Muda, Pemkab Dairi Lirik Kampus SGU dan Telin
- Stafsus Milenial Ini Gencar Bertemu dengan Pelaku Dunia Usaha Kuliner, Ada Apa Ya?
- Dr. Eddy Keleng Ate Berut: Kabupaten Dairi Sangat Terbuka untuk Investor Digital dari Luar
- Ini Jadwal Lengkap Pencairan Dana KJP Plus dan KJMU DKI Jakarta
Program-program diluncurkan dengan pendanaan ini adalah program Bursa Kerja Khusus (BKK), program Center of Excellence Sekolah Menengah Kejuruan, Gerakan Pernikahan Masal Kampus Vokasi
“Dengan Rp. 3,5 triliun itu harus benar-benar berwujud link and match yang erat dan berkelanjutan, antara ribuan kampus vokasi, SMK, lembaga kursus pelatihan dengan dunia usaha dan dunia industri.”
Puluhan paket program telah dipersiapkan Kemendikbud ditargetkan untuk mendorong terciptanya ekosistem kondusif hingga menguatkan insting dan semangat “pernikahan” secara masif, baik dari sisi Pendidikan vokasi dan pihak industry serta dunia kerja.
Adapun lima paket yang menjadi pilar utama “pernikahan” tersebut adalah:
- Kurikulum disusun bersama kedua belah pihak
- Dosen/guru tamu minimal mengajar 50 hingga 100 jam per semester berasal dari expert dan praktisi profesional berkompeten dari industri dan dunia kerja
- Magang dirancang sejak awal
- Komitmen serapan lulusan
- Dosen vokasi dan guru-guru SMK juga mendapatkan pelatihan atau update teknologi dari pihak industri.
Puluhan paket program senilai Rp3,5 tiliun dirancang berdasarkan aspek-aspek terkait kelima paket minimal ini.
“Kami menargetkan dengan anggaran tersebut setiap tahunnya, atau bisa naik, maka diharapkan sekitar 80 persen pendidikan vokasi sudah bekerja sama dengan dunia industri dengan paket kerja sama minimal, pada lima tahun ke depan,” tandas Wikan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply