
JAKARTA, KalderaNews.com – Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Asrijanty, mengakui kompetensi pada sistem pembelajaran di masa pandemi Covid-19 mengalami penurunan. Menurutnya, sebagian anak mungkin belajar, namun tidak optimal. Sementara sebagian bahkan mungkin tidak berkesempatan belajar sama sekali.
“Bila kejadian ini terus berlanjut maka akan menyebabkan kerugian dan berpengaruh pada masa depan mereka. Hasil studi Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbud menunjukkan, (jumlah) siswa yang setiap hari belajar dalam seminggu tidak sampai 50 persen, dan waktu belajar pun kurang dari tiga jam dalam sehari,” tegasnya di Jakarta barup-baru ini.
BACA JUGA:
- Kuliah S1 ke Jerman Tetap Mudah, Meski Kamu Lulus SMA/SMK Tanpa UN
- AS Akhirnya Batalkan Aturan Imigrasi yang Haruskan Mahasiswa Asing Kuliah Tatap Muka
- Universitas Kristen di AS Minta Aturan Imigrasi untuk Mahasiswa Asing Dibatalkan
- Mahasiswa Asing di AS Terancam Dideportasi bila Tidak Mengikuti Kuliah Tatap Muka
- CEO Sekolah Stella Maris: Di Balik Setiap Krisis Selalu Ada Peluang
- Begini Cara Cek Kampus Swasta (PTS) yang Terima KIP Kuliah
- Buruan, Pendaftaran KIP Kuliah ke Kampus Swasta (PTS) Telah Dibuka di Sini
Oleh karena itu, asesmen oleh guru untuk mengetahui capaian siswa perlu dilakukan. Hambatan dalam pembelajaran yang dihadapi selama masa pandemi menyebabkan adanya defisit kompetensi pada proses belajar-mengajar, sehingga guru perlu melakukan asesmen untuk mengetahui capaian belajar siswa.
Tak hanya itu saja, ia mengajak guru maupun orang tua untuk berperan aktif dalam mendampingi anak menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Minat dan semangat guru agar tetap konsisten membantu perkembangan anak Indonesia di masa pandemi Covid-19 perlu dibangkitkan.
Sementara itu, Guru Besar Bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia, Dinn Wahyudin menegaskan bagaimana dan cara yang tepat untuk dilakukan dalam mendiagnosis kondisi siswa dalam aspek kognitif dan nonkognitif di masa pandemi Covid-19.
Ia mengusulkan agar tenaga pendidik benar-benar melakukan remedial teaching, yaitu peninjauan kemampuan serta kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran, dan diagnostic treatment, yaitu mengidentifikasi dan merancang perlakuan yang perlu diberikan untuk menindaklanjuti proses pembelajaran berikutnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply