JAKARTA, KalderaNews.com – Sebanyak 264 mahasiswa Indonesia yang akan melanjutkan studi ke Belanda mengikuti kegiatan Study in Holland Virtual Pre-departure Briefing 2020 yang diselenggrakan oleh Nuffic Neso Indonesia.
Rangkaian acara Study in Holland Virtual Pre-departure Briefing ini diadakan selama 6 hari berturut-turut dimulai pada Sabtu, 1 Agustus 2020 dan berakhir pada Kamis, 6 Agustus 2020. Tidak seperti dengan penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, acara pre-departure breifing kali ini diadakan secara online.
Study in Holland Pre-departure Briefing ini bertujuan untuk memberikan bekal informasi seputar hidup dan belajar di Belanda yang ditujukan kepada mahasiswa Indonesia yang sudah siap berangkat untuk melanjutkan studi di Belanda.
BACA JUGA:
- Sebanyak 26 Mahasiswa dan Profesional Indonesia Gondol Beasiswa StuNed 2020
- Belanda Relatif Aman Covid-19, Tak Heran Antusiasme Pelajar Indonesia Tetap Tinggi
- Selamat, 31 Mahasiswa dan Profesional Muda Indonesia Dapat Beasiswa StuNed 2019
- Penerima Beasiswa StuNed 2019, Muda dan Berkarakter Entrepreneurial
- Ratih Ananda Putri: Tips dan Pengalaman Meraih Beasiswa StuNed 2019
- Covid-19 di Belanda Sudah Terkendali, Pelajar Indonesia Sudah Jalani Hybrid Education
- Deadline Proposal Dana Hibah 6 Miliar TMT+ OKP Kemlu Belanda September 2020
“Pre-departure briefing merupakan hari yang sangat membahagiakan karena kami bisa menyambut para pelajar Indonesia yang mempunyai talenta dan semangat untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Belanda,” tegas Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl dalam sambutannya memberikan semangat kepada seluruh peserta acara ini.
“Walaupun kami (Nuffic Neso Indonesia) tidak bisa bertemu secara personal dalam acara ini seperti di tahun-tahun sebelumnya, Nuffic Neso Indonesia selalu bersedia untuk memberikan informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan keberangkatan ke Belanda,” imbuhnya.
Peter lantas mengimbau kepada seluruh peserta untuk selalu mengikuti protokol kesehatan yang sedang diberlakukan oleh pemerintah Belanda. Salah satu contoh yang disebutkan adalah untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari ketika sampai di Belanda dan selalu berkomunikasi dengan international office universitas apabila ada suatu kendala selama karantina mandiri berlangsung.
Sementara itu, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia, Lambert Grijns dalam pidato pembukanya memberikan selamat kepada seluruh peserta yang akan berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi.
Lambert Grijns menyampaikan dua hal penting dalam pidato sambutannya, yang pertama adalah untuk mempelajari negara Belanda. Belanda merupakan negara yang mempunyai lingkungan yang sangat international dan terbuka sehingga memberikan kenyamanan kepada siapa saja yang berkunjung. Di samping itu, isu-isu penting yang terjadi di Belanda dapat menjadi topik perbincangan yang menarik dan layak untuk diikuti.
Pesan kedua yaitu untuk selalu tetap berhubungan, ketika sudah selesai masa studi dan kembali ke Indonesia. Para mahasiswa Indonesia adalah duta bangsa di mata international. Lambert pun mengajak para mahasiswa Indonesia untuk tetap berkiprah baik di kancah Indonesia maupun Belanda.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply