Ledakan di Lebanon, Begini Kondisi Pelajar Indonesia di Sana

Salah satu sudut kota Beirut, Lebanon, pasca ledakan. (Ist.)
Salah satu sudut kota Beirut, Lebanon, pasca ledakan. (Ist.)
Sharing for Empowerment

BEIRUT, KalderaNews.com – Ledakan dahsyat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, Selasa, 4 Agustus 2020, yang menyebabkan lebih dari 75 orang meninggal dunia dan ribuan orang terluka. Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan ada satu orang warga negara Indonesia yang luka namun kondisi sudah stabil.

“Ada satu WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan. Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati dan sudah kembali ke apartemennya di Beirut,” kata Faizasyah.

BACA JUGA:

Di Lebanon, terdapat 1.447 warga negara Indonesia, 213 di antaranya masyarakat dan keluarga besar KBRI, serta 1,234 TNI anggota kontingen Garuda yang sedang bertugas di sana.

Sementara, Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia di Lebanon, Hamzah Assuudy Lubis mengatakan, awalnya ledakan itu dirasakan seperti gempa bumi selama kurang lebih 10 detik. Saat terjadi ledakan, Hamzah dan beberapa rekannya sesama mahasiswa berada di apartemennya yang berjarak sekira 4 kilometer dari lokasi kejadian.

Diaspora Indonesia di Lebanon bernama Fitrah Alif mengabarkan kondisinya dan rekan-rekan melalui laman media sosial Twitter. Lewat akun @alif_robinson, ia menuliskan, “Sore ini terjadi sebuah ledakan besar di kota Beirut, belum ada keterangan resmi dari otoritas setempat. Di Lebanon terdapat Diaspora Indonesia yang meliputi; Pegawai KBRI, Mahasiswa/i, TNI-Unifil, TKI, dan WNI yang menikah dengan warga setempat. Dan kami bagian dari mahasiswa.”

Ia melanjutkan dengan menuliskan, “Saat ini di Lebanon terdapat 62 Mahasiswa Indonesia terkonfirmasi dalam keadaan aman, di asrama masing-masing.”

Fitrah Alif sendiri tinggal di Tripoli, sekitar 80 kilometer dari Beirut.

Tapi hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah terkait kondisi seluruh pelajar dan warga negara Indonesia di Lebanon, terutama di Beirut.

Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab mengatakan, ada 2.750 ton amonium nitrat, bahan untuk pupuk dan peledak, yang disimpan di gudang di lokasi ledakan selama enam tahun, tanpa ada langkah pengamanan sehingga membahayakan keselamatan warga.

Amonium nitrat memiliki dua manfaat, yakni sebagai pupuk pertanian dan bahan peledak. Zat ini sangat mudah meledak ketika bersentuhan dengan api, dan saat meledak bisa melepaskan gas beracun, termasuk nitrogen oksida dan gas amonia.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*