JAKARTA, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengakui ada banyak kendala yang dihadapi guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Seperti yang kita tahu, situasi di masa PJJ ini sangat sulit. Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi,” tegasnya saat webinar Pengumuman Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Jumat, 7 Agustus 2020.
BACA JUGA:
- Mendikbud Resmi Umumkan Zona Kuning Diperbolehkan Pembelajaran Tata Muka
- Unika Atma Jaya Dirikan Laboratorium Covid-19 Khusus Patogen Airborne Pertama di Indonesia
- Mahasiswa Baru Unika Atma Jaya Bisa Dapat Rp 4,2 Juta Per Semester, Tutup 6 Agustus 2020
- Unika Atma Jaya Luncurkan AtmaBot Untuk Melayani Pasien Covid-19
- Untuk Pertama Kali dalam Sejarah, Unika Atma Jaya Gelar Wisuda Daring
Ia menegaskan banyak guru yang kesulitan mengelola PJJ dan banyak juga yang terbebani dengan harus menuntaskan kurikulum. Secara lebih terperinci ia mengurai kesulitan dan keluh kesah guru selama PPJ:
- Guru kesulitan mengelola PPJ dan cenderung fokus pada penuntasan kurikulum
- Waktu pembelajaran berkurang sehingga guru tidak mungkin memenuhi beban jam mengajar
- Guru kesulitan komunikasi dengan orang tua sebagai mitra di rumah
“Orang tua pun tidak mudah mengikuti dan mendampingi anak belajar karena pekerjaan dan ada yang harus masih beradaptasi dengan anak-anaknya yang melakukan pembalajaran di rumah,” imbuhnya.
“Untuk memotivasi anak juga banyak yang menemui kesulitan dan untuk memahami kurikulum, bagi orangtua yang belum melihat, lumayan rumit.”
Kesulitan dan keluh kesah yang dialami orang tua secara lebih konkret yakni:
- Tidak semua orang tua mampu mendampingi anak belajar di rumah karena ada tanggung jawab lainnya (kerja, urusan rumagh, dsb)
- Kesulitan orang tua dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah
“Bagi siswa, ada banyak siswa yang mengalami kesulitan konsentrasi dan terbebani dengan penugasan dari guru guna menuntaskan seluruh kurikulumnya.”
Secara lebih konkret kesulitan dan keluh kesah siswa yakni:
- Siswa kesulitan konsentrasi belajar dari rumah dan mengeluhkan beratnya penugasan soal dari guru
- Peningkatan rasa stres dan jenuh akibat isolasi berkelanjutan berpotensi menikbulkan rasa cemas dan depresi pada anak.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
tulisannya sangat mewakili semua pihak.. semoga lekas ada kebijakan yg cepat dan tepat dr pemerintah akan isu2 tersebut..