
JAKARTA, KalderaNews.com – Kini sedang terjadi fenomena disrupsi (disruption) dan VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambigue). Pergerakan dunia industri dan persaingan kerja tak lagi linear. Perubahan ini terjadi secara cepat serta menciptakan tatanan baru.
Di era disrupsi dan VUCA seperti saat ini, perguruan tinggi dituntut agar berkontribusi lebih besar dalam memberikan pelayanan publik melalui berbagai penelitian yang menghasikan inovasi serta teknologi tepat guna yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Tetapi, masih ada persoalan, yakni jumlah peneliti yang masih kurang, riset nasional yang belum fokus, dan pendanaan riset yang masih rendah.
BACA JUGA:
- Sunyi dan Hening HUT Ke-5 SMAK Seminari dan Ke-33 Seminari Yohanes Paulus II Labuan Bajo
- Universitas Yarsi Gagas Belajar Literasi Digital di Desa Ciseeng
- Keren, Telkom University Choir Raih Medali Emas di Ajang Internasional
- Telkom University Peduli Kebun Binatang Bandung
- Kemendikbud Terbitkan Kurikulum Darurat, Bisa Cek di Sini
- Usaha Tel-U, Unilever, dan Smash.id dalam Digitalisasi Bank Sampah
- Tujuh Peneliti LIPI Mendapat Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya, Ini Daftarnya
Nah, dalam situasi yang serba berubah ini, World Economic Forum merekomendasikan 10 keterampilan kerja yang harus dimiliki setiap orang agar dapat menembus persaingan kerja, yaitu:
- Pemecahan masalah yang rumit (complex problem solving)
- Berpikir kritis (critical thinking)
- Kreatif
- Manajemen
- Koordinasi dengan orang lain
- Kecerdasan emosional
- Pengambilan keputusan
- Orientasi layanan
- Negosiasi
- Cognitive flexibility
Melihat kondisi ini, Universitas Pertamina membekali para mahasiswa dengan dua mata kuliah yang dapat membantu mereka menjadi sumber daya manusia unggul yang siap bersaing di dunia kerja. Kedua mata kuliah tersebut adalah Creative Problem Solving dan Critical Thinking.
Melalui kedua mata kuliah ini, diharapkan para lulusan dari Universitas Pertamina dapat berpikir secara kreatif serta kritis dalam menyelesaikan aneka permasalahan, baik di dunia kerja maupun dalam masyarakat.
Hal ini disampaikan Rektor Universitas Pertamina, Prof. Akhmaloka, Ph.D, usai pelaksanaan kegiatan Wisuda ke-2 Universitas Pertamina Tahun Akademik 2019/2020 secara daring. Ia menekankan bahwa seorang sarjana harus memiliki tanggung jawab sosial, karena mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kekuatan intelektual manusia. Kekuatan ini akan menjadi bernilai bila digunakan untuk kepentingan kemanusiaan dan kemaslahatan masyarakat,” tegas Prof. Akhmaloka.
“Bangsa Indonesia menunggu karya inovatif dari para sarjana untuk bangkit menjadi bangsa yang besar. Jangan lupa untuk selalu mengedepankan karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan giving the best yang dijiwai oleh akhlak dan budi pekerti yang mulia,” imbuhnya.
Dalam Wisuda ke-2 ini, Universitas Pertamina meluluskan 97 wisudawan. Ada 46 wisudawan yang meraih predikat cumlaude.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply