Ignasius Jonan Ajak Siswa Tarakanita Hemat Energi Fosil

Mantan Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan
Mantan Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengajak peserta didik di bawah Yayasan Tarakanita untuk hemat energi fosil dan menggunakan energi yang terbarukan.

Ajakan ini diutarakannya saat didapuk menjadi guru di acara Alumni Mengajar bertajuk “Menjadi Generasi Hemat Energi” yang dihadiri peserta didik SMP, SMA dan SMK Tarakanita Indonesia, Selasa, 15 September 2020.

“Energi itu makin lama makin habis karena manusianya juga meningkat tinggi. Ke depan Tarakanita harus mulai menerapkan dan mengajarkan kepada pada murid bahwa 25 tahun ke depan murid-murid akan menjadi pemimpin masa depan yang akan menentukan perjalanan hidup dari bangsa ini dan umat manusia secara universal,” tandas alumnus SMP Santo Yosef Surabaya 1979 itu.

BACA JUGA:

Di acara dengan moderator Kepala SMP Santo Yosef Surabaya, Margaretha Ilin Ubayanti, S.Pd, M.Si, Jonan mengakui hemat energi di masa kecilnya itu berbeda dengan hemat energi di zaman sekarang.

“25 tahun yang lalu orang mempromosikan hemat energi itu berusaha mematikan lampu apabila tidak digunakan, mematikan pengatur suhu ruangan kalau tidak digunakan dan tidak membuang-buang energi, baik energi listrik atau juga tidak membuang-buang energi BBM apabila tidak diperlukan.”

Namun saat ini, akunya, tantanganya itu jauh lebih besar, karena jumlah penduduk bumi itu jauh lebih besar. 25 tahun lalu jumlah penduduk kurang dari 5 milyar. Setelah Perang Dunia II baru 2,5 M, tapi sekarang sudah 7,5 miliar.

“Naik 3 kali lipat. Kebutuhan energi makin besar. Bila energi fosil terus digunakan maka akan menciptakan polusi yang luar biasa. Penyakit pernafasan di perkotaan makin besar. Tingkat kesehatan mereka yang tinggal di kota besar juga menurun karena udaranya makin lama makin kurang bersih.”

Ia pun menyebutkan tantangannya saat ini adalah menjadikan energi fosil menjadi energi yang terbarukan.

Salah satu peserta didik dari SMP Santo Yosef Surabaya, Camelia Ayu berinteraksi secara virtual dengan memberikan pertanyaan pada Jonan
Salah satu peserta didik dari SMP Santo Yosef Surabaya, Camelia Ayu berinteraksi secara virtual dengan memberikan pertanyaan pada Jonan (KalderaNews/JS de Britto)

“Hemat energi itu semaksimal mungkin menggunakan energi yang bersih, energi yang bisa diperbarui, contoh konkretnya listrik dari energi matahari atau sepeda listrik sehingga tidak menyebabkan polusi asap.”

Selain itu, ada pula listrik dari tenaga air (hidro), listrik tenaga angin, listrik biomassa dari sisa-sisa cangkang kelapa sawit, sisa-sisa makanan dan sampah.

“Ini semua bisa dimaksimalkan untuk menghemat energi fosil dan menggunakan energi yang terbarukan. Manfaatnya jelas, udaranya lebih bersih dan hidupnya lebih sehat,” pungkasnya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*