
JAKARTA, KalderaNews.com – Anggota Tim Urban Water Specialist di Badan Perencananan Pembangunan Nasional (Bappenas), Erbi Setiawan, MSc menyampaikan bahwa banyak kota besar di dunia kini menghadapi tekanan dan persoalan serius yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk, perubahan iklim dan kerusakan sistem infrastruktur perkotaan.
Berbicara di acara Holland Alumni Network Indonesia bertajuk “Holland Alumni Lecture: Urban Water Management-Scope and Challenges for Community, Rabu, 16 September 2020, lulusan program master di bidang Urban Environmental Management di Wageningen University and Research ini menegaskan bahwa seiring dengan pertambahan jumlah penduduk maka permintaan air pun terus meningkat sehingga diperlukan tata kelola air yang efektif dan efisien.
Akan tetapi, imbuh Ketua Umum Mata Garuda LPDP (Asosiasi Alumni LPDP di Indonesia), pengelolaan yang demikian tidak lah mudah karena setidaknya ada dua tantangan utama dalam pengelolan air di perkotaan.
BACA JUGA:
- Waspada, Pulau Jawa Terancam Krisis Air. Lalu Apa Solusinya?
- Penelitian Korelasi Air Liur dan Kecerewetan Anak SMA Juarai Indonesian Fun Science Award 2.0 (IFSA 2.0)
- Kerjasama Pengelolaan Air Perkotaan Jakarta – Rotterdam Berlanjut
Di acara yang dipandu anggota aktif Holland Alumni Network Indonesia sekaligus penerima beasiwa StuNed di Wageningen University and Research, Atina Rosydiana dan diawali dengan sesi perkenalan Nuffic Neso Indonesia oleh Student Counsellor Nuffic Neso Indonesia, Emi Fumita Sari ini, Erbi mengurai dua tantangan utama dalam pengelolan air di perkotaan.
Tantangan yang pertama adalah kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi, kemudian tantangan yang kedua adalah meningkatnya bencana yang berkaitan dengan air seperti banjir dan kekeringan.
Ia mengakui, permasalahan yang ada dalam lingkup perkotaan sangat kompleks, terlebih permasalahan yang berkaitan erat dengan sumber daya pendukung aktivitas manusia.
Untuk itu, diperlukan sudut pandang yang luas dan lebih holistik dalam menghadirkan solusi terhadap setiap permasalahan yang ada.

Salah satu gagasan yang ditawarkan untuk meminimalisir persoalan tata kelola air di perkotaan adalah memaksimalkan konsep urban metabolism.
Secara singkat, pendekatan urban metabolism ini adalah sebuah platform multidisipliner dan terintegrasi yang mengkaji aliran material dan energi di kota. Pendekatan ini pada dasarnya menghitung seberapa banyak sumber daya yang diperlukan oleh masyarakat, baik berupa energi, material, air dan makanan.
Urban metabolism adalah sebuah konsep yang dapat digunakan untuk memetakan potensi solusi apa yang bisa dihadirkan untuk permasalahan sumber daya yang lebih efektif dan tepat sasaran.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply