
JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan akun pembelajaran bersama dengan Kementerian Agama dan Kominfo pada Jumat, 11 Desember 2020.
Ahmad Umar selaku Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama menyampaikan tentang transformasi digital pendidikan madrasah. Ia menekankan bahwa praktik ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta kemampuan komunikasi dan berkolaborasi.
“Tranformasi digital ini meliputi 2 hal, yang pertama elemen madrasah, yang kedua e-office madrasah. Lalu, yang kedua saya tekankan di situ ada praktik baik,” ujarnya.
BACA JUGA:
- Alhamdulillah, Siswa Madrasah Aliyah Berprestasi Bisa Masuk PTKIN Tanpa Tes
- Selamat, Inilah 7 Guru dan 5 Kepala Madrasah Inspiratif 2020
- Baru Berusia 23 Tahun Diana Shanty dari Garut Jadi Guru SLB Berprestasi Tingkat Nasional
Sasaran siswa penerima e-learning mulai dari kelas tiga Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan kelas 12 Madrasah Aliyah (MA). Terdapat 82.128 Madrasah, 8,4 juta peserta didik, lalu 709 ribu tenaga pendidik, dan 124 ribu kependidikan yang akan merasakan e-learning pada tahun-tahun pertama peluncuran.
“Insya Allah ini dirasakan oleh anak-anak madrasah kita dan juga guru-guru di madrasah kita,” ujarnya.
Kemenag menggandeng Google untuk tranformasi pendidikan madrasah berbasis digital. Ia mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut sudah berlangsung sejak 2018.
“Sejak 2018 kami sudah melakukan pembicaraan dengan Google dan penandatanganannya itu di bulan Mei 2020, meskipun program ini sudah diluncurkan sejak September 2020,” paparnya.
Pendidikan Madrasah berbasis digital menggunakan domain yang disediakan oleh G Suite for Education yang memiliki fitur kapasitas penyimpanan tidak terbatas. Siswa dapat mengakses fasilitas tersebut pada madrasah.kemenang.go.id. Menurut pemantauan KalderaNews, fitur e-learning pada situs tersebut sudah cukup memadai, meskipun baru diluncurkan.
Transformasi pendidikan berbasis digital yaitu e-learning dan e-office merupakan terobosan baru di lingkungan madrasah. Demi efisiensi, Ia menjelaskan bahwa proses administrasi dilakukan melalui erkam yang merupakan singkatan dari elektronik rencana kerja anggaran madrasah, sehingga tidak lagi menggunakan kertas.
“Akhir tahun 2020 ini sudah kita lakukan uji coba Erkam. Jadi, nanti pelaporan dan keuangan sudah menggunakan IT, tidak ada lagi kertas yang berserakan. Insya Allah guru akan lebih efisien dalam mengajar,” tandasnya.
Ia mengakui bahwa perubahan ini sangat bergantung pada infrastruktur dan gawai untuk mengakses pembelajaran, terutama pada daerah 3T. Meskipun begitu, Kemenag berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam perbaikan sistemnya. Ia menargetkan 70% madrasah akan merasakan dampak baik dari e-learning pada 2024.
“Kita masih berusaha keras untuk melengkapi fasilitas anak-anak di madrasah berupa perangkat seperti laptop, smartphone, dan hal-hal terkait untuk percepatan digital ini. Yang penting jalan dulu sambil kita melakukan perbaikan terus menerus,” tandasnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply