Kemdikbud Awali Tahun 2021 dengan Capaian Merdeka Belajar Program SMK dan Vokasi

Taklimat Media Awal Tahun 2021 Kemendikbud pada 5 Januari 2021 (KalderaNews/Dok. Syasa Halima)
Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto di Taklimat Media Awal Tahun 2021 Kemendikbud pada 5 Januari 2021 (KalderaNews/Syasa Halima)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adakan siaran langsung melalui Youtube “Taklimat Media Awal Tahun 2021 Kemendikbud”. Acara tersebut menjelaskan capaian program prioritas merdeka belajar pada 2020 dan resolusi pendidikan untuk tahun ini.

Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menjelaskan capaian Program Prioritas Merdeka Belajar untuk Program Pendidikan Vokasi pada 5 Januari 2021. Ia menyampaikan bahwa ada 491 sekolah yang direvitalisasi dan hal tersebut mencapai target lebih dari 100%. Pada konteks kali ini, Vokasi yang dimaksud ialah pendidikan setingkat SMK. Pada paparannya, ia menjelaskan bahwa sebanyak 200 sekolah SMK mendapatkan bantuan peralatan pendidikan.

Lalu, untuk Vokasi tingkat universitas, Ia menyebutkan bahwa peningkatan mutu prodi Vokasi dengan target 133 menjadi terealisasi 171 prodi yang mengalami revitalisasi.

BACA JUGA:

“Tentang sekolah yang direvitalisasi yaitu SMK dan prodi, itu berhasil link and match dengan industri itu tidak hanya sebatas MOU saja, tetapi link and match minimal dengan 8 paket minimal plus 1 paket tambahan, sehingga untuk 491 SMK dan 171 prodi kampus, istilahnya kita berhasil link and match sampai level menikah dengan industri dunia kerja,” tuturnya.

Lalu, dosen di lingkungan politeknik dan vokasi juga mengalami peningkatan hingga lebih dari 100%. Dengan demikian, mutu pengajaran dapat menyeimbangi link and match.

Program sekolah dan kampus Merdeka Belajar untuk program Vokasi memang memprioritaskan untuk meminimalisir missmatch. Dengan demikian, para lulusan SMK dan perguruan tinggi dapat terserap industri dengan baik dan memiliki kesejahteraan sesuai bidang yang ditekuninya.

Wikan juga menyampaikan bahwa sebanyak 138.200 siswa SMK di Indonesia telah mendapatkan sertifikasi, dengan demikian link and match bukan hanya sekadar MOU, tetapi langkah nyata. Para siswa memiliki keterampilan bukan hanya di kelas, tetapi merasakan terjun langsung di industri.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*