
JAKARTA, KalderaNews.com – Tulisan Dahlan Iskan di situs disway.id mengenai D-dimer pada pasien covid-19 menimbulkan rasa penasaran publik.
Dalam tulisannya, mantan menteri BUMN ini mengatakan saat terinfeksi Covid-19 Januari lalu, tingkat D-dimer dalam darahnya mencapai angka 2.600 dari normalnya hanya 500.
“Saya bersyukur dokter memasukan D-dimer ke dalam daftar yang harus dicek. Lalu ketahuanlah angka 2,600 tersebut. Kelewat tinggi. Normalnya maksimum 500.” Tulis Dahlan.
BACA JUGA:
- Peringatan Dini Jawa Tengah, BKMG: Hujan Lebat Hingga Sepekan ke Depan
- Lulusan Perguruan Tinggi Harus Ciptakan Lapangan Kerja, Bukan Jadi Pencari Kerja Melulu
- Jika Lamar StuNed 2021 Pilih Skema Co-funding Maka Peluang Dapat Beasiswanya Lebih Besar
Ia melanjutkan, pembahasan soal D-dimer ini mulai ramai ketika salah satu rekanan di PLN meninggal dunia 10 hari setelah dinyatakan negatif Covid-19.
Tiba-tiba pasien tersebut merasa sesak napas dan kembali masuk ke ICU. Setelah diperiksa, tingkat D-dimer dalam tubuhnya mencapai 6,000.
Mengenal Lebih Dalam D-dimer
Melansir Kompas.com, dr Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD-KPsi seorang dokter spesialis penyakit dalam menjelaskan bahwa D-dimer merupakan penanda potensial terjadinya pengentalan dalam darah.
Ia menjelaskan, dalam tubuh manusia terdapat fragmen protein yang dapat membantu pembekuan darah. Saat kita jatuh dan terluka, maka fragmen tersebutlah yang membantu membentuk gumpalan/bekuan darah untuk menutup luka.
Dalam kasus tertentu seperti Covid-19, darah pasien dapat mengalami hiperkoagulabilitas sehingga lebih mudah menggumpal. Meskipun tidak semua pasien Covid-19 akan mengalami ini, namun potensinya tetap ada.
Lebih lanjut, dokter Andi mengatakan jika normalnya D-dimer seseorang berada di bawah 0,5 miligram per liter.
Semakin tinggi angkanya, maka orang tersebut akan makin rentan untuk mengalami penggumpalan darah. Jika tidak diperhatikan dan ditangani lebih cepat, seperti dalam tulisan Dahlan Iskan, maka gumpalan dapat menyumbat arteri jantung dan mengakibatkan gagal jantung.
Untuk mencegah tingkat D-dimer tinggi, dokter menyarankan agar menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok, dan mengontrol konsumsi gula serta gorengan.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply