Bahas Banjir Pantura, Forum Doktor Unissula Hadirkan Menteri PUPR

Ilustrasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Ilustrasi Universitas Islam Sultan Agung Semarang (KalderaNews.com/Ist)
Sharing for Empowerment

SEMARANG, KalderaNews.com – Forum Doktor Universitas Islam Sultan Agung (FD Unissula) mengadakan webinar yang membahas solusi komprehensif atasi banjir dan rob di kawasan Pantai Utara Jawa, Jawa Tengah dan Kota Semarang.

Hadir sebagai keynote speaker, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono. Menurut Basuki, selama tahun 2020 telah terjadi lebih dari 2.900 bencana alam yang didominasi bencana hidrometeorologi, 1.065 bencana banjir telah mengakibatkan 370 orang meninggal dunia. Hal itu menyebabkan kerugian materi seperti lebih dari 40.000 rumah dan berbagai fasilitas umum lainnya rusak.

“Berdasarkan statistik selama Januari hingga Maret tahun 2021 ini telah terjadi 367 bencana banjir dan 12 gelombang pasang atau abrasi. Tahun 2020 terjadi 1.070 bencana banjir dan 36 gelombang pasang atau abrasi,” ungkap Basuki.

BACA JUGA:

“Sementara sepanjang 2019 terjadi 757 bencana banjir dan 18 gelombang pasang atau abrasi. Jika kita lihat trennya cukup mengkhawatirkan oleh karenanya kita harus mengelola ini secara cermat,” lanjut Basuki.

Ia menambahkan secara teknikal konsep penanganan banjir bisa dilakukan dengan tiga hal.

Pertama, menahan di hulu dengan program penghijauan, pengendalian sedimen, dan membangun bendungan. Kedua, mengatur di tengah dengan meningkatkan tampungan atau melakukan normalisasi sungai dan kolam retensi, penataan drainase, serta pengalihan aliran sungai.

Ketiga, menahan dan mengatur di hilir dengan mencegah air laut masuk ke daratan dengan tanggul, pengendalian sedimen dengan pengerukan sungai. Selain itu juga dengan melakukan penataan drainase, membangun tampungan air atau waduk retensi atau normalisasi sungai, dan sistem pompa/polder/pintu air.

“Tiga konsep tersebut merupakan sebuah pendekatan teknikal untuk mengatasi banjir, namun kita butuh lebih dari itu semua karena sesungguhnya penanganan banjir membutuhkan penanganan menyeluruh dan multisektoral bukan hanya satu sektor,” pungkas pria kelahiran Surakarta 5 November 1954 tersebut.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*