
JAKARTA, KalderaNews.com – International Baccalaureate Diploma Program Arts Exhibition (IBDP) 2021 sebagai ajang aktualisasi diri peserta didik Sekolah Cikal Setu yang pada tahun ini memasuki tahun kelima terpaksa dihelat secara virtual karena pandemi Covid-19 pada Jumat-Sabtu, 5-6 Maret 2021.
Pameran karya seni dan film yang di tahun-tahun sebelumnya digelar secara offline ini diikuti 8 murid Visual Arts kelas 12 dan 5 murid Film Studies Kelas 12.
Pameran menampilkan 58 karya seni secara 3D virtual di Exhibbit dan 5 karya film yang akan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Resmi Sekolah Cikal pada 6 Maret 2021.
BACA JUGA:
- Alumnus Sekolah Cikal Ikut Menginisiasi Inklusivitas di University of Wisconsin
- Pendidikan Agama Islam di Sekolah Cikal Setu Bukan Sekadar Teori di Kelas
- Merek “Merdeka Belajar” Dipakai Kemdikbud, Ini Klarifikasi Lengkap Pendiri Sekolah Cikal
Dengan mengangkat tema “Kamanungsan” atau Humanity, peserta didik ditantang untuk melakukan eksplorasi dan refleksi diri atas nilai-nilai dan sejarah manusia dan mengejawantahkannya dalam bentuk-bentuk seni kontemporer yang estetis.
Tema “Kamanungsan” ini berupaya menampilkan kebenaran pahit dan perjuangan manusia sepanjang sejarah sembari menyoroti dan merayakan ide-ide perdamaian.
Pengusungan tema “Kamanungsan” bertujuan merefleksikan perubahan dan peradaban yang terjadi di Indonesia melalui topik dan isu yang diangkat sebagai generasi seniman milenial.
Pameran menunjukkan konsekuensi dari konflik internal dan eksternal sejak tahun 1950-an hingga zaman modern hingga kerumitan sifat manusia itu sendiri yang berdampak pada individu maupun masyarakat.
Head of School Sekolah Cikal, Najelaa Shibab menegaskan pameran ini tak hanya bukti dari elemen seni yang dimiliki oleh peserta didik, tetapi juga memantulkan kedalaman pemikiran dan kualitas pengamatan untuk berani membuat sesuatu yang berbeda.
“Sepanjang pandemi ini kita belajar lebih banyak tentang pentingnya memelihara semua aspek perkembangan, tentang bagaimana indra kita tidak hanya beradaptasi, tetapi sebenarnya dapat berkembang selama masa-masa sulit,” tandasnya.
Ia pun memandang karya seni peserta didik ini sifatnya tidak hanya personal yang memuat emosi di dalamnya, tapi juga memancarkan banyak energi dan semangat yang dibutuhkan untuk masyarakat dewasa ini.

Sementara itu, Koordinator Pameran Seni Rupa dan Film Internasional Sekolah Cikal Setu, Reno Ganesha menyebut pameran di tahun pandemi ini sebagai momen yang istimewa. Pameran di laman virtual 3D adalah tantangan baru memperkaya wawasan dan pengalaman peserta didik.
Ia menambahkan visual arts dan film Sekolah Menengah Cikal Setu ini pun tak hanya sebagai puncak dari proses berkarya murid selama dua tahun di IB Diploma Programme, tetapi juga menjadi bagian dari tiga komponen assessment murid dalam program IBDP Visual Arts.
Pendidik Program Visual Arts Sekolah Cikal itu pun mengakui, kendati ditampilkan secara virtual, peserta didik tetap menampilkan karya-karya terbaik mereka dengan menunjukkan 3 kualitas utama, keterampilan teknis, penggunaan media, teknik dan proses yang tepat dan bersifat eksploratif serta, tubuh karya yang koheren (yang memiliki tema atau ide yang selaras).
“Pameran adalah salah satu dari tiga komponen penilaian IBDP Visual Arts yang masuk dalam kategori IA (Internal Assessment). Penilaian pameran berbobot 40% dari nilai akhir murid, sehingga dapat dikatakan pameran ini mempunya peran yang cukup penting dari penilain akhir murid,” pungkas Reno.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply