
JAKARTA, KalderaNews.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud kini tengah mematangkan program Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia (Indonesian International Student Mobility Awards) dalam rangka mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Program ini memungkinkan mahasiswa program sarjana semester 4 sampai 7 di perguruan tinggi di lingkungan Ditjen Dikti Kemendikbud yang memenuhi syarat untuk belajar selama satu semester di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri.
Sebanyak 1.000 penerima beasiswa direncanakan mulai belajar di perguruan tinggi di luar negeri yang telah bekerja sama dengan Ditjen Dikti pada bulan September hingga Desember 2021.
BACA JUGA:
- Beasiswa D3 Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu, Tutup 9 April 2021
- Beasiswa D3-S1 Pertamina Foundation 2021 Resmi Dibuka, Ini Lho 36 Kampus Mitranya
- Beasiswa Buat Mahasiswa D4 dan S1 Semester 4, Djarum Beasiswa Plus Tutup 23 Mei 2021
Bagi mahasiswa semester 4 sampai 7 di perguruan tinggi di bawah Ditjen Dikti yang berminat dapat mulai menyiapkan diri dan tes bahasa Inggris yang diakui internasional seperti TOEFL, IBT, dan IELTS serta berkonsultasi dengan Kantor Urusan Internasional atau unit sejenis di perguruan tinggi masing-masing. Sistem aplikasi online direncanakan beroperasi pada bulan Mei.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam menyampaikan melalui program ini mahasiswa juga mendapat kesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa internasional, pengajar dan masyarakat setempat di perguruan tinggi luar negeri selain mengikuti berbagai kegiatan budaya di perguruan tinggi masing-masing.
“Saya berharap program ini dapat memperkuat perguruan tinggi di Indonesia dalam mengembangkan kerja sama akademik dengan perguruan tinggi terkemuka di dunia,” harap Nizam.
Ketua Subpokja Mobilitas Internasional Mahasiswa Indonesia (Indonesian International Student Mobility Awards), Junaidi menjelaskan dalam program ini mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengambil mata kuliah yang mereka minati di luar program studi mereka di perguruan tinggi terkemuka di luar negeri sebanyak maksimal 20 SKS.
“Kredit dan mata kuliah ini selanjutnya akan diakui di perguruan tinggi asal sebagai bagian dari kurikulum mahasiswa tersebut,” jelas Junaidi.
Beasiswa mobilitas internasional ini membiayai uang kuliah di perguruan tinggi luar negeri selama satu semester, tiket pesawat kelas ekonomi pulang pergi, akomodasi, biaya hidup bulanan, uang buku, asuransi kesehatan, dan biaya tes PCR.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply