Solusi “Merdeka Belajar” di Masa Pandemi

Dosen Bahasa Indonesia Institut Teknologi Telkom Purwokerto, M. Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd
Dosen Bahasa Indonesia Institut Teknologi Telkom Purwokerto, M. Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd (KalderaNews/Dok. Pribadi)
Sharing for Empowerment

Oleh: M. Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd *

JAKARTA, KalderaNews.com – Program merdeka belajar sudah dikeluarkan oleh Mendikbud, Nadiem Makarim sejak tahun 2020 silam. Hal ini membuat peralihan sistem belajar yang sebelumnya tahun 2013 bernama kurikulum K-13 menjadi kurikulum merdeka belajar tahun 2020.

Sementara itu, pada masa pandemi covid-19 seperti ini, proses pembelajaran juga dialihkan dari tatap muka ke online atau elearning selama masa pandemi belum berakhir. Dua hal yang menarik perlu kita kaji lebih dalam, yaitu dilihat dari aspek kesempatan dan risiko untuk sekolah-sekolah yang terdampak pandemi.

Pertama, ada kesempatan yang bisa diambil, yaitu sekolah bisa mengembangkan pembelajaran jauh dengan menerapkan pembelajaran berbasis aplikasi online dan web yang dibuat oleh pemerintah, teknologi sekolah atau google.

Kedua, ada risiko yang harus dihadapi, yaitu seberapa jauh kualitas pembelajaran jarak jauh berbasis aplikasi online dan web yang efektif dan efisien serta tidak membosankan serta mudah dijangkau oleh para siswa baik di pedesaan atau perkotaan. Aplikasi online ini diharapkan mampu menjawab tantangan pemerintah untuk membantu siswa dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

BACA JUGA:

Melihat fenomena ini pemerintah seharusnya juga segera menyiapkan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk para siswa agar proses “merdeka belajar” di sekolah bisa terus berjalan. Salah satu solusi metode pembelajaran yang terbaik dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) daiam masa pandemi ini dan tidak menjenuhkan yaitu blended learning.

Blended learning merupakan metode pembelajaran yang digunakan dalam sistem pendidikan merdeka belajar. Menerapkan konsep cara belajar yang aktif, inovatif, dan nyaman akan sesuai kebutuhan zaman atau era industri 4.0.

Manfaat dari penggunaan e-learning dan juga blended learning dalam dunia pendidikan saat ini adalah memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.

Menurut penelitian Semler (2005) “Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on-the-job experience have major drawbacks by themselves. The blended learning approach uses the strengths of each to counter the others’ weaknesses.”

Blended learning adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran, memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih daripada itu sebagai elemen dari interaksi sosial.

Blended learning juga sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, tapi lebih dari itu sebagai elemen dari interaksi sosial. Blended learning merupakan pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar, dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada komunikasi terbuka di antara seluruh bagian yang terlibat dalam pendidikan.

Keuntungan dari penggunaan blended learning sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran online, dan sebagai elemen dari interaksi sosial yaitu: (1) adanya interaksi antara pengajar dan murid/peserta didik; (2) pengajaran pun bisa secara online ataupun tatap muka langsung; (3) blended learning = combining instructional modalities (or delivery media); (4) blended learning = combining instructional methods

Sementara itu, para guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pengajaran nanti tidak perlu mengadakan perjalanan menuju sekolah, elearning bisa dilakukan dari mana saja baik yang memiliki akses ke internet ataupun tidak. E-learning memberikan kesempatan bagi guru-guru dan siswa atau peserta didik secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan tujuan pendidikan.

Siswa atau peserta didik bebas menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi guru melalui email, chat atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Bisa juga membaca hasil pelajaran di message board yang tersedia di LMS (Learning Management System) yang akan dibuat dalam sistem e-learning.

Selain itu, metode blended learning akan mempercepat terjadinya perubahan sosial dan budaya dalam sistem pendidikan. Karena metode pembelajaran ini akan memenuhi kebutuhan pada pengajaran di era Revolusi Industri 4.0. Pada metode blended learning juga akan mentrasformasi pendidikan melalui cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam lingkungan  masyarakat yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dunia pendidikan. Contohnya, guru dapat berperan membangun generasi berkompetensi, berkarakter, memiliki kemampuan literasi baru, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pada sistem merdeka belajar diberikan kebebasan berinovasi dengan para siswa dan dapat lebih nyaman dalam menyikapi hidup, tindakan, keputusan, dan pendekatan terhadap segala jenis pengetahuan yang didasari dengan penuh kegembiraan. Termasuk bebas dan merdeka dalam menggunakan semua media pembelajaran. Baik media cetak yaitu; buku, modul, LKS. Maupun media elektronik yaitu, video, audio, presentasi multimedia, dan juga bisa menggunakan konten daring atau online.

Media pembelajaran tersebut memenuhi kecenderungan pendidikan di era Revolusi Industri 4.0 yang disebut oleh Peter Fisk. Kemudian akselerasi terhadap penuntasan kompetensi utama dalam pembelajaran yaitu literasi baru dapat dipenuhi segera.

Kemudian dalam metode blended learning tetap dapat membangun pendidikan karakter. Artinya, selain mewujudkan siswa atau peserta didik yang mampu berpikir kritis atau memecahkan masalah secara kreatif , inovatif, komunikatif, berkolaborasi, dan berkarakter. Namun juga dapat mewujudkan siswa dan peserta didik yang jujur, relegius, kerja keras, tekun, tanggung  jawab, adil, disiplin, dan toleran.

Singkatnya dalam metode ini, dapat mewujudkan tujuan sistem pendidikan merdeka belajar yaitu mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul.

* M. Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd. Dosen Bahasa Indonesia Institut Teknologi Telkom Purwokerto.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*