JAKARTA, KalderaNews.com – Tepat 17 Mei 2002, pertama kalinya diperingati Hari Buku Nasional (Harbuknas). Sementara Hari Buku Sedunia diperingati setiap 23 April.
Lalu, bagaimana sejarah di balik peringatan Hari Buku Nasional?
BACA JUGA:
- 5 Ucapan Selamat Hari Buku Sedunia Inspiratif dari Tokoh-tokoh Ternama Luar Negeri
- 15 Ucapan Selamat Hari Buku Sedunia 2021 yang Memacu Semangat Mencintai Buku
- Inilah Jenis Buku Anak untuk Referensi Pendidikan Karakter
Hari Buku Nasional merupakan perayaan untuk memperingati pentingnya budaya membaca. Peringatan Hari Buku Nasional dimulai sejak 2002. Menteri Pendidikan kala itu, Abdul Malik Fadjar, adalah orang yang pertama kali mencetuskan hari peringatan tersebut.
Tanggal 17 Mei dipilih dengan dasar yang jelas. Penetapan Harbuknas kala itu didasarkan dengan momentum hari berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980.
Kala itu Abdul Malik Fadjar mengatakan, Indonesia masih terjebak pada tradisi lisan dan sedikit membaca. Ide peringatan Hari Buku digagas masyarakat perbukuan.
Tujuan peringatan Hari Buku Nasional untuk memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku. “Kami ingin agar peringatan Hari Buku seperti Valentine’s Day, di mana pada hari itu setiap orang memberi sebuah buku kepada orang lain,” kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arselan Harahap saat itu.
Malik Fadjar menyadari, membuat masyarakat gemar membaca tak mudah dilakukan. Apalagi, pada generasi muda yang sudah telanjur didominasi alat digital.
Padahal, menurut Malik Fadjar, membaca dapat membuat kita mengetahui perkembangan terbaru, hingga meramalkan masa depan. Di masa lalu, tokoh-tokoh pemimpin Indonesia dikenal merupakan sosok yang suka membaca. Salah satunya Bung Hatta yang dikenal dengan kalimatnya, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.”
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply