JAKARTA, KalderaNews.com – Proses belajar berbasis hafalan, dan dengan ukuran angka bukanlah kunci dari pengembangan kompetensi murid hadapi tantangan dan masalah masa depan.
Sebaliknya, mengembangkan pola pikir kritis, dan pemecahan serta pemberian solusi terhadap masalah masa kini dan masa depan melalui pembelajaran bermakna berbasis proyek seperti dapat mengasah kesiapan murid hadapi masa depan.
BACA JUGA:
- Bangun Bisnis di Usia 15 Tahun dengan Omzet Ratusan Juta! Zia Murid Sekolah Cikal Kreasikan Kain Tenun Lagosi Jadi Fesyen Kontemporer
- Siswa dan Ortu Sekolah Cikal Antusias Jalani Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
- Sekolah Cikal Gelar Bincang-Bincang Pergaulan Remaja Muslim
Proyek Untuk Bumi, Ciptakan Baterai Ramah Lingkungan
Di acara personal proyek tahun ini pada 22-23 April 2021, enam murid kelas 10 Sekolah Cikal Surabaya antara lain Bella Angeline Chong Puteri, Fernanda Yusuf Mirsyahputra N., Gheriya Danish Azzahra, Happy Sri Sholihatul Hidayah, Hisyam Darius Haffian A., Nayla Aunilaa Begum I., dan Samudera Timur memilih berbagai isu krusial dan bermakna yang penting disadari oleh publik, baik itu Maskulinitas Toksik, Kemiskinan, Inovasi Sains, dan Teknologi ramah lingkungan, hingga isu kesehatan mental.
Salah satu proyek yang menarik perhatian adalah pembuatan baterai ramah lingkungan oleh Hisyam Darius Haffian A. Murid yang akrab disapa Hisyam ini berhasil mengembangkan proyek pembuatan baterai ramah lingkungan selama 5 bulan berbekal ketertarikannya pada pengembangan inovasi yang berbasis lingkungan untuk masa kini, dan masa depan, dan demi keberlanjutan bumi.
“Tujuan proyek ini adalah menemukan alternatif baterai ramah lingkungan, mudah diolah kembali, dan dapat diakses oleh banyak orang. Aku ingin kehidupan manusia dan makhluk lainnya tetap berlanjut di bumi.” tutur Hisyam yang melakukan riset hingga pembuatan prototipe selama 5 bulan.
Proyek Berorientasi Masyarakat
Hasto Pidekso, selaku Kepala Sekolah Cikal Surabaya, menyatakan bahwa kegiatan Personal Project adalah puncak dari proses belajar murid kelas 10 Sekolah Cikal Surabaya, dan menjadi tantangan bagi murid untuk memimpin secara mandiri proyek mereka.
“Proyek akhir ini diinisiasi oleh murid dengan tujuan berorientasi pada masyarakat. Proyek ini tentunya merupakan proses belajar yang melampaui batas sekolah, dan diri mereka. Kunci dari menjalankan personal project ini adalah kepemilikan murid terhadap proses belajarnya melalui topik atau isu yang telah dipilih dan dijalankan oleh murid dengan penuh tanggung jawab.” tutur Hasto di siaran langsung personal Project Sekolah Cikal Surabaya di kanal Youtube Sekolah Cikal Official.
Ia pun menambahkan bahwa melalui pembelajaran berbasis proyek dan pemecahan masalah, murid benar-benar ditempatkan sebagai pusat dari proses belajar itu sendiri.
“Di proses ini, murid pada akhirnya menjadi pusat dari proses belajar itu sendiri dengan proses riset dengan pemerolehan informasi yang valid, dan tentunya refleksi yang mendalam dalam memecahkan dan menjawab masalah.” tambahnya.
Sebagai Head of School Sekolah Cikal, Najelaa Shihab pun menambahkan bahwa proses belajar secara kontekstual, dan personalisasi dengan menemukan area ketertarikan proses belajar murid dapat menjadi momen-momen yang membangun kemampuan murid untuk beradaptasi, dan memiliki ketangkasan di masa depan.
“Proyek murid dan refleksi mereka menjadi pengingat bahwa mereka punya potensi yang akan terus tumbuh di masa remaja. Saya berharap murid-murid dapat senantiasa mengabadikan momen belajar mereka melampaui batas diri sendiri dan sekolah, melainkan untuk komunitas masyarakat.” tutupnya.(*)
Untuk mengakses booklet Personal Project Sekolah Cikal Surabaya :
Pameran Personal Project Virtual Sekolah Cikal Surabaya Hari ke-1 (22 April 2021) :
Pameran Personal Project Virtual Sekolah Cikal Surabaya Hari ke-2 (23 April 2021) :
About Cikal
“ is a community of lifelong learners whom you can trust as a friend to empower children to be successful beyond schooling. Our main objectives are 5 Stars Competencies (consisted of Self-regulated learner, Emotionally, spiritually and morally rich, Skilful and an effective thinker, Broadminded and physically sound, as well as Empowering member of just, sustainable and peaceful global society) that has been implemented for about 21 years in the whole school atmosphere (planning, teaching and assessing) for the development of the whole person.” For more information, visit
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply