JAKARTA, KalderaNews.com – Berdasar survei online yang dilakukan Pusat Penelitian dan Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 321 responden, satu dari lima orang yang sebelumnya tidak berolahraga, memulai kebiasaan berolahraga selama pandemi.
Dalam survei yang dilakukan awal Desember 2020 itu terungkap, separuh dari responden yang sudah berolahraga sejak sebelum pandemi, mengubah aktivitas olahraganya menjadi lebih baik.
BACA JUGA:
- LIPI Kukuhkan 4 Profesor Riset, Harapan Baru Dunia Riset Indonesia
- Empat Peneliti LIPI Dikukuhkan sebagai Profesor Riset, Ini Profilnya
- Virus Varian Delta Mewabah, LIPI: Perketat Protokol Kesehatan
Pada umumnya, mereka meningkatkan durasi berolahraga dan menambah jenis olahraga yang dilakukan. Selama pandemi Covid-19, lari dan berolahraga di rumah menjadi jenis olahraga yang paling populer dilakukan responden 79 persen.
Sementara, permainan olahraga berkelompok, seperti sepakbola, bulutangkis, voli, dan lain-lain juga masih cukup populer di kalangan responden sebanyak 43 persen. Kegiatan olahraga tersebut dilakukan di area rumah dan sekitarnya sebanyak 40,2 persen, di luar rumah 31,8 persen, atau di dalam gedung lainnya yang bukan rumah 28 persen.
Waktu responden berolahraga selama 30 sampai 60 menit dengan frekuensi satu hingga dua kali dalam seminggu. Dijelaskan juga olahraga dengan intensitas sedang hingga kuat selama kurang dari 60 menit seperti yang dilakukan sebagian besar responden.
Meski begitu, pandemi Covid-19 membuat satu dari tiga orang responden menurunkan kuantitas dan kualitas aktivitas olahraganya. Alasannya, penutupan fasilitas olahraga, berkurangnya teman olahraga, dan penurunan motivasi.
Marya Yenita Sitohang dan Mochammad Wahyu Ghani, peneliti yang melakukan survei tersebut mengatakan, pandemi Covid-19 bisa jadi kesempatan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat. Memulai gaya hidup sehat dan meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi menjadi motivasi utama para responden berolahraga.
Pandemi ini memang cenderung memberi efek negatif terhadap kesehatan mental. Selain itu, muncul rasa takut tertular Covid-19 dan paparan informasi hoaks yang berlebihan dapat memberikan efek kecemasan dan depresi.
Maka, untuk mengurangi aneka kecemasan itu, banyak orang mulai berusaha membangun rutinitas sehari-hari yang menyenangkan, seperti berolahraga.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply