JAKARTA, KalderaNews.com – Jika dunia mengenal Lord Baden Powell sebagai Bapak Pandu Dunia, Indonesia juga punya Bapak Pramuka lho! Ia berjasa mengawali Gerakan Pramuka di Indonesia.
Ya, dialah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sri Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912. Ia memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorojatun. Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.
BACA JUGA:
- Selamat Hari Pramuka! Inilah 25 Inspirasi Ucapan Hari Pramuka yang Penuh Semangat
- Inilah Logo, Tema, dan Rangkaian Perayaan Hari Pramuka ke-60, 14 Agustus 2021
- Kumpulan Twibbon Peringatan Hari Pramuka ke-60 Tahun 2021
Keterlibatannya dalam Pramuka dimulai sejak ia masih kanak-kanak. Pada 1921 di Yogyakarta, Sri Sultan tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun).
Pada 18 Maret 1940 Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditetapkan sebagai Sultan Yogyakarta. Ia merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah Indonesia merdeka.
Sekitar awal tahun 1960-an, ia diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan. Ia bersama Presiden Sukarno berencana menyatukan organisasi kepanduan serta mendirikan Gerakan Pramuka di Indonesia.
Pada 9 Maret 1961, Presiden Sukarno mengesahkan panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota panitianya adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh serta Achmadi. Empat anggota panitia ini akhirnya menyusun Anggaran Dasar Gerakan Pramuka serta Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961 tentang Pramuka.
Gerakan Pramuka pun resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Organisasi Pramuka ini merupakan peleburan berbagai organisasi kepanduan di Indonesia. Kata “Pramuka” diambil dari kata “Poromuko”, yang berarti prajurit terdepan dalam peperangan. Selain itu, kata ‘Pramuka’ merupakan singkatan dari ‘Praja Muda Karana’, yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.
Selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX berkarya sebagai Ketua Kwartir Nasional, sejak 1961 hingga 1974. Ia juga memelopori Gerakan Tabungan Pramuka pada 1974, dan menggagas Wirakarya, perkemahan pertama Pramuka Nasional pada 1968.
Ia juga turut menggagas Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka yang masih digunakan hingga saat ini. Pun penetapan warna seragam Pramuka yang berwarna coklat muda dan coklat tua.
Jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX ini pun dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada 1973. Penghargaan ini merupakan tanda jasa tertinggi bagi mereka yang berjasa besar dalam pengembangan gerakan kepanduan di seluruh dunia.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply