
SEMARANG, KalderaNews.com – Pohon kelor sudah dikenal memiliki manfaat yang tidak sedikit. Tanaman dengan nama ilmiah moringa oleifera itu dipercaya sebagai tumbuhan yang bermanfaat bagi kesehatan. Tanaman ini tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia.
Baru-baru ini, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Semarang (Unnes) memanfaatkan daun kelor untuk produk pasta gigi herbal. Produk ini dapat menjadi alternatif pilihan pasta gigi dengan bahan alami dan aman bagi kesehatan.
Tiga mahasiswa yang terlibat dalam program ini antara lain Nurul Hayati, Zuriyah, Whan Azizah Afifa (Prodi Pendidikan Akuntansi), Adelia Sholikaha (Prodi Kesehatan Masyarakat) dan Dinda Dwi Pertiwi (Prodi Pendidikan Kimia). Sedangkan PKMK adalah program yang mendapat pendanaan dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
BACA JUGA:
- Mahasiswa USM Semarang Berinovasi Temukan Alarm Kebakaran Hutan
- Universitas Semarang dan Universitas PGRI Semarang Bekerja Sama Implementasi Merdeka Belajar
- Resmi, Disdik Kota Semarang Mulai Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka
Dosen pembimbing PKMK Unnes, Nurdian Susilowati mengatakan, daun kelor memiliki kadungan mineral kalsium yang tinggi yaitu 603,77 mg/100 g. nilai ini lima kali lipat lebih tinggi dari kalsium susu. Selain itu, kandungan vitamin C dari daun kelor juga tinggi sehingga dimungkinkan untuk bahan dasar pasta gigi.
“Melalui tangan mahasiswa bimbingan kami, daun kelor dapat diolah menjadi pasta gigi. Produk yang dihasilkan diyakini mampu melindungi gigi dan gusi serta kami namakan ‘morthadent’,” kata dosen pembimbing Nurdian, Selasa, 24 Agustus 2021.
Nurdian menjelaskan, pembuatan pasta gini memerlukan bahan abrasif yang berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa merusak email. Pasta gigi juga harus dapat mempertahankan ketebalan pelikel, serta mencegah akumulasi stain.
“Tim berharap produk pasta gigi yang dibuat mampu diterima dan dijangkau oleh masyarakat luas. Produk pasta gigi ini dapat digunakan mulai dari anak-anak usia delapan tahun hingga orang dewasa. Terlebih dibandrol dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply