60-80 Persen Usaha Mikro di Indonesia Dikelola Perempuan Berkat Peran Organisasi Keislaman

Kasih sayang seorang ibu, Selamat Hari Ibu
Kasih sayang seorang ibu (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

CANBERRA, KalderaNews.com – Minako Sakai dari University of New South Wales (UNSW) mengungkapkan kaum perempuan di Indonesia banyak terlibat aktif dalam penguatan ekonomi keluarga. Dalam konteks ekonomi, tidak ada larangan bagi kaum perempuan di Indonesia hari ini untuk belajar setinggi-tingginya dan memilih profesi yang mereka inginkan. Hal ini ditegaskannya dalam acara webinar yang diselenggarakan Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra pada Selasa, 26 April 2022.

“Mereka mengelola usaha-usaha mikro untuk membantu suami dalam meningkatkan penghasilan. Di Indonesia, dukungan ekosistem terhadap perempuan yang berbisnis cukup baik,” tutur Minako.

Dukungan ini, lanjut Minako, datang tak hanya dari pemerintah, melainkan dari organisasi-organisasi seperti Dharma Wanita, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, dan pengajian-pengajian.

BACA JUGA:

“Islam dalam hal ini dapat menjadi sumber motivasi positif bagi perempuan untuk berbuat lebih banyak, termasuk dalam bidang ekonomi. Lembaga-lembaga sosial Islam juga sangat membantu perempuan muslim yang ingin berbisnis dengan memberikan pelatihan dan kadang permodalan,” jelas Minako.

Sementara Amelia Fauzi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, yang juga merupakan guru besar UIN Jakarta ini, menguraikan bahwa 60-80 persen usaha mikro di Indonesia dikelola perempuan.

“Keterlibatan perempuan dalam aktivitas ekonomi dan sektor publik di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Dalam hal ini, dukungan pemerintah terhadap aktivitas kewirausahaan perempuan diwujudkan dalam konsep ekonomi kerakyatan,” ucap Amelia.

Senada dengan Minako, Amelia juga menjelaskan bahwa dukungan pemerintah terhadap wirausahawan perempuan sejalan dengan dukungan organisasi keislaman di Indonesia.

“Indonesia memiliki keunikan dibanding negara-negara muslim lain. Di Indonesia, organisasi keislaman sangat mendukung pertumbuhan aktivitas perempuan dalam berbisnis. Perempuan di Indonesia memiliki tugas domestik di rumah, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk membantu suami dalam menguatkan ekonomi keluarga dengan berbisnis,” tutur Amelia.

Berkaitan dengan peran ekonomi kaum perempuan di Indonesia, Riani Rachmawati dari Universitas Indonesia (UI) memaparkan hasil penelitiannya mengenai perempuan-perempuan Indonesia yang menjadi sopir ojek daring.

“Banyak kendala yang dihadapi oleh perempuan yang berprofesi sebagai lady driver di Indonesia, dari mulai ancaman pelecehan sampai risiko pembayaran,” tutur Riani.

“Banyak masalah dihadapi lady driver dan membutuhkan advokasi. Berangkat dari kesadaran ini, sebagian lady driver membentuk majelis taklim, mereka juga membentuk organisasi agar bisa saling dukung dan saling menguatkan antara satu sama lain,” jelas Riani.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat, dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*