YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Kalian mungkin pernah mendengar istilah sindrom metabolik yang berkaitan langsung dengan lifestyle sehari-hari. Namun tahukah bahwa sindrom metabolik tersebut juga mempunyai solusi yang disukai banyak kaum muda, seperti berenang atau bersepeda.
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) baru-baru ini mengadakan seminar mengenai fenomena sidrom metabolik yang ternyata menjadi masalah serius di masyarakat.
Sedikit informasi, bahwa sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala dari faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan ini dapat memberikan dampak serius bagi tubuh penderitanya.
BACA JUGA:
Dikutip dari situs UII yang diunggah pada 18 Mei 2022 disebutkan, bahwa dr. Julahir Hodmatua Siregar, M.Kes., M.Ked. (PD). Sp. PD dari FK UII angka kejadian obesitas sentral juga menjadi faktor pencetus yang dominan.
Hal tersebut ia sampaikan pada acara Seminar Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) berkolaborasi dengan Universitas Islam Sumatera Utara belum lama ini di UII.
Lebih lanjut dipaparkan juga, dimana faktor obesitas sentral adalah suatu kelainan kelebihan berat badan yang terlokalisasi di bagian perut.
Untuk itu, cara mengetahuinya adalah dengan mengukur lingkar perut menggunakan meteran baju. Hasil dikatakan tidak normal saat lingkar perut laki-laki melebihi 90 cm dan wanita 80 cm.
Lebih lanjut, dr. Julahir menjelaskan faktor keturunan turut menyumbang angka kejadian penyakit sindrom metabolik. Hal ini perlu diwaspadai bagi anak yang memiliki orang tua menderita penyakit tersebut karena akan meningkatkan risiko.
Tak hanya itu, pada wanita khususnya yang pernah menderita diabetes saat kehamilannya akan meningkatkan risiko untuk terserang sindrom metabolik nantinya. Pada bayi yang lahir prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga lebih berisiko.
Adapun gejala sindrom metabolik dapat dikenali melalui perubahan yang dialami oleh tubuh penderitanya. Menurut dr. Julahir penderita akan mudah merasakan lapar dan haus yang diikuti frekuensi buang air air kecil yang sering. Gejala lain yang biasanya membawa penderita menuju fasilitas kesehatan adalah timbulnya nyeri dada.
Senada dengan penjelasannya terkait lifestyle, dr. Rina Juwita, Sp.PD, Dosen FK UII menjelaskan kebiasaan baru yang perlu dilakukan oleh penderita sindrom metabolik. Langkah awal yang perlu diterapkan adalah dengan olahraga.
Namun, bagi orang yang menderita obesitas sentral olahraga adalah hal yang wajib dilakukan, misalnya jogging, renang, bersepeda, jalan cepat, dan senam.
*Jika artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply