JAKARTA, KalderaNews.com – Masa remaja memang dapat dikatakan sebagai masa pertumbuhan dan perkembangan. Badan akan tumbuh tinggi, serta kemampuan atau keterampilan juga berkembang seiring umur. Namun, bila pertumbuhan berat badan terlalu berlebih tentu ini dapat menimbulkan masalah baru yakni kegemukan atau obesitas.
Obesitas pada remaja dapat mengundang beragam masalah selain masalah kesehatan. Remaja yang memiliki bentuk badan tidak proporsional cenderung mengundang perundungan dari lingkungan sekitarnya.
BACA JUGA:
- Fathimah Sigit Raih Gelar PhD dari Leiden Berkat Penelitian Obesitas dan Sindrom Metabolik di Indonesia
- Ngeri! Dampak Kehidupan Hybrid buat Pelajar dan Mahasiswa, Bisa Obesitas
- 7 Jenis Makanan Penyebab Jerawat, Nomor 3 dan 6 Favorit Pelajar
Agar tidak menjalar menjadi masalah baru seperti insecure, maka kegemukan pada remaja harus diatasi. Cara mengatasinya dengan melihat penyebab obesitas pada remaja itu. Meskipun hingga kini penyebab pasti obesitas pada remaja belum diketahui dengan pasti, tetapi kegemukan pada usia remaja ini dapat dipicu oleh berbagai kombinasi dari faktor-faktor berikut:
- Genetik atau keturunan
- Faktor sosial dan ekonomi, misalnya akses untuk mendapatkan makanan yang sehat terbatas.
- Kemampuan metabolisme tubuh
- Kurang tidur
- Gaya hidup tidak sehat termasuk suka mengonsumsi junk food.
- Penyakit tertentu seperti gangguan endokrin.
- Obat-obatan tertentu.
Gejala kegemukan pada remaja dapat dilihat dari banyaknya lemak dalam tubuh. Selain itu, kita juga bisa mengukur dengan menggunakan indeks masa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) dengan rumus yakni membagi berat badan (dalam satuan kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam satuan meter.
Contohnya adalah bila seorang remaja perempuan X memiliki berat badan 70 kilogram dengan tinggi badan 150 cm atau 1,5 meter, maka perhitungannya adalah = 70 : (1,5 x 1,5) atau = 70 : 2,25 yang hasilnya adalah 31,111.
Dari Kementerian Kesehatan RI menetapkan standar pengukuran IMT tersebut menjadi empat kelompok yakni: kurus (17-18,4), normal (18,5-25), overweight (25,1-27), dan obesitas (bila di atas 27). Maka dari perhitungan, remaja perempuan tersebut mengalami obesitas.
Untuk mengtasi obesitas pada remaja ini kita dapat melakukan beberapa langkah. Namun, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa usaha ini dilakukan dengan penuh kesadaran dan bukan sebuah keterpaksaan. Beberapa langkah untuk mengatasi obesitas antara lain:
Menerapkan diet sehat
Usahakan selalu mempunyai asupan yang sehat di mana pun berada. Sementara hindari minuman manis, jus kemasan, sport drink, dan minuman bersoda. Ganti minuman-minuman tersebut dengan air putih atau air rendah kalori lainnya.
Ganti camilan goreng-gorengan dengan sayur dan buah. Membiasakan makan pagi sebagai sumber energi seharian daripada makan terlalu banyak pada saat siang hari.
Berolahraga
Olahraga yang dilakukan secara teratur tentu lebih baik daripada melakukan olahraga secara lama tetapi jarang. Awalnya, lakukan olahraga selama 30-60 menit per hari dan kemudian naikkan intensitasnya secara perlahan.
Carilah teman atau komunitas yang sama-sama dapat menyemangati untuk olahraga agar dapat menjadikan olah ini kebiasaan baru.
Perubahan gaya hidup secara bertahap
Setelah makan sehat dan olahraga secara teratur, perhatikan juga kebiasaan tidur atau kebiasaan saat stres. Apakah kamu masih suka begadang atau makan banyak makanan saat stres. Secara perlahan gantilah gaya hidup tersebut.
Body image tetap positif
Meskipun masih terlihat chubby, pastikan kamu tetap memiliki body image yang positif. Kamu dpat mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang lain untuk menutupi kegemukan ini sambil berproses kembali mencapai berat badan yang ideal.
Obesitas pada remaja bukanlah sebuah penyakit menjijikkan yang harus membuat kita minder. Yang pasti, kita telah berusaha untuk selalu sehat. Nikmati proses dan hasilnya dalam mencapai berat badan ideal.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply