Prof. Nizam Minta 210 Penerima Beasiswa Erasmus Plus 2022 Bangun Jejaring Internasional

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Prof. Nizam memberikan sambutan secara daring di hadapan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket dan 210 mahasiswa dan dosen asal Indonesia berhasil meraih beasiswa Erasmus+ untuk tahun akademik 2022
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Prof. Nizam memberikan sambutan secara daring di hadapan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket dan 210 mahasiswa dan dosen asal Indonesia berhasil meraih beasiswa Erasmus+ untuk tahun akademik 2022 (KalderaNews/Dok. Uni Eropa)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia, Prof. Nizam mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa yang telah mendapatkan beasiswa Erasmus+, sebuah program unggulan dari Uni Eropa yang memberikan kesempatan untuk belajar dan tinggal di dua atau lebih universitas di negara-negara anggota Uni Eropa.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 210 mahasiswa dan dosen asal Indonesia berhasil meraih beasiswa Erasmus+ untuk tahun akademik 2022 yang didanai oleh Uni Eropa.

Penerima beasiswa Erasmus+ tahun 2022 berasal dari 14 provinsi di Indonesia. Dari 210 orang tersebut, 91 di antaranya menerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM), menempatkan Indonesia pada 10 besar negara dengan jumlah penerima beasiswa Erasmus Mundus tertinggi di dunia.

BACA JUGA:

Para penerima beasiswa ini akan menjalani program master setidaknya di dua negara anggota Uni Eropa yang berbeda, selama maksimal dua tahun. Ilmu yang dipelajari meliputi berbagai bidang, mulai data intelligence, inovasi kesehatan, bioproduk berkelanjutan, ekonomi sirkular, animasi, kesetaraan gender hingga Hak Asasi Manusia (HAM).




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*