
JAKARTA, KalderaNews.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT. Kimia Farma Tbk meluncurkan TB-Scan atau Kit Ethambutol.
TB Scan ini diklaim sebagai satu-satunya alat di dunia yang mampu mendiagnosis Tuberculosis (TB) di dalam dan di luar paru.
Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodesimetri (PRTRRB) BRIN, Tita Puspitasari mengatakan, saat ini Indonesia menduduki peringkat ketiga dari jumlah penderita TB di dunia setelah India dan Tiongkok.
BACA JUGA:
- BRIN dan DPR Ajak Mahasiswa Tuangkan Ide Jadi Tulisan Ilmiah
- Heboh Tunjangan Kinerja BRIN Capai 150 Persen, Ini Klarifikasi Kepala BRIN
- Sampah Antariksa Tiongkok Jatuh di Sanggau, Peneliti BRIN: Tidak Beracun, Tidak Berbahaya
Tuberculosis, kata Tita Puspitasari, adalah penyakit menular serta dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Tita Puspitasari menyebutkan, selain menginfeksi organ paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis juga menyerang otak, tulang, kelenjar getah bening, persendian, dan lainnya.
“Metode deteksi bakteri TB yang tersedia saat ini hanya dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi TB pada organ paru, sedangkan infeksi TB ekstra paru sulit dilakukan,” ungkap Tita Puspitasari.
Maka, PT. Kimia Farma Tbk dan BRIN bersama-sama meluncurkan produk hasil inovasi anak negeri, yaitu TB-Scan, yang merupakan satu-satunya produk di dunia yang dapat mendiagnosnik penyakit tuberkolosis di paru dan ekstra paru.
TB Scan, ujar Tita Puspitasari, memiliki tingkat akurasi, sensitivitas, spesifitas, positive predictive value, dan negative predictive value yang baik.
Tita Puspitasari berharap, dengan resmi diluncurkannya TB-SCAN, kapasitas industri farmasi nasional terutama yang berbasis radiofarmaka bisa diperbesar dan diperkuat.
“Saat ini pasokan radiofarmaka masih didominasi oleh produk impor, padahal pasar dalam negeri sebetulnya masih cukup besar. Hal ini merupakan tantangan dan kesempatan industri farmasi nasional untuk melangkah lebih lanjut ke proses alih teknologi,” kata Tita Puspitasari.
Pengembangan TB-Scan atau Kit Ethambutol ini dimulai sejak tahun 2015. Namun jauh sebelumnya penelitian ini dilakukan di laboratorium PRTRRB yang ada di Bandung, kemudian dilanjutkan penelitian untuk peningkatan kapasitas produksi di laboratorium PRTRRB di Serpong.
Sebagai informasi, pelaksanaan uji klinis TB Scan dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran dan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
TB Scan atau Kit Ethambutol ini sudah mengantongi izin edar dari BPOM dengan nomor DKL2112432144A1, tanggal 22 Februari 2021.
Beberapa rumah sakit juga telah memesan produk TB-Scan, di antaranya RSUP Karyadi, RSUP H. Adam Malik, RSPAD Gatot Soebroto, dan RS MRCCC Siloam.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare kepada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply