Nadiem: Saya Tunggu Inovasi Hebat yang Lahir dari Dedikasi dan Rasa Berani

Pembukaan pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 (KalderaNews/Ist)
Pembukaan pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7 (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, Kalderanews.com – Guru memegang peran sangat penting dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Namun, menjadi guru yang transformatif tidak cukup dengan dedikasi tinggi. Kini saatnya seorang guru harus mampu melakukan berbagai inovasi sebagai oase dan dian di tengah perubahan zaman.

Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim saat membuka Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 Tahun 2022 secara daring, Kamis (20/10). Guru Penggerak adalah program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan.

BACA JUGA:

“Kita tidak perlu lagi meragukan dedikasi para guru se-Indonesia. Tapi, sekarang kita sudah sampai pada kondisi di mana dedikasi harus diimbangi dengan rasa berani: keberanian untuk refleksi, keberanian untuk berubah ke arah yang lebih baik, keberanian menjadi pemimpin perubahan,” katanya.

Nadiem berharap agar guru memanfaatkan kesempatan menjalani PGP dan menjalin persahabatan sebanyak mungkin dengan guru dari seluruh Indonesia. “Saya tunggu inovasi-inovasi hebat yang lahir dari dedikasi dan rasa berani untuk terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar”, pungkasnya.

Merdeka Belajar merupakan kebijakan yang bertujuan mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Tujuannya untuk membentuk manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa rasa tertekan. Untuk itu diperlukan guru berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik.

Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. mengatakan PGP Angkatan 7 menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama enam bulan. Sebesar 70% proses belajar ada di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.

Peserta PGP Angkatan 7 ada sebanyak 18.079 orang yang disaring dari kandidat sebanyak 220.000 orang. Jumlah peserta ini dibagi menjadi dua, yaitu sebanyak 17,885 orang pserata PGP Reguler dan 194 peserta PGP Rekognisi. PGP Rekognisi adalah guru yang sebelumnya mengabdikan diri menjadi pengajar praktik pada PGP angkatan sebelumnya.

*Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan share pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*