JAKARTA, KalderaNews.com – Pada musim penghujan seperti ini, jas hujan dan payung selalu haru disediakan. Tapi, tahukah kamu sejarah dari jas hujan?
Seperti dikutip dari Britannica dan Love to Know, pencetus jas hujan adalah Charles Macintosh pada 1823. Macintosh adalah ahli kimia asal Skotlandia.
Mula-mula, Charles mencoba membuat kain tahan air untuk digunakan sebagai terpal.
BACA JUGA:
- Polda Metro Jaya Larang Gunakan Jas Hujan Ponco, Begini Cara Memilih Jas Hujan
- BMKG: Puncak Musim Hujan Terjadi Desember 2022 – Januari 2023
- Begini Karakter Musim Hujan 2022/2023, Waspada Banjir Lagi!
Charles menggambarkan bahan tersebut sebagai “kain karet India”, di mana tekstur kain lain seperti wol, kapas, sutra, kulit dan zat lain dapat dibuat tahan terhadap air dan udara.
Charles Macintosh memperingatkan penjahit bahwa mantel yang dijahit dari bahan lain akan bocor karena adanya lupang jarum. Tetapi, “kain karet India” itu tidak.
Charles Macintosh pun lantas memilih untuk membuka toko jas hujannya sendiri untuk melindungi reputasinya.
Dia akhirnya membuat sebuah produk berupa mantel kain karet berlapis tartan dengan jahitan yang tertutup rapat dan kemudian disebut dengan nama jas hujan.
Di tengah perjalanan, jas hujan mengalam persoalan. Lantaran, suhu selalu naik saat hujan dan kain karet tidak bisa keropos, jas hujan besutan Charles Macintosh cenderung membuat tubuh berkeringat saat dipakai.
Maka, George Spill menemukan solusi untuk memasukan lubang dan tali logam di bawah ketiak. Dengan inovasi itu, lubang tali terus digunakan di banyak jas hujan hingga saat ini.
Selama Perang Dunia I desainer asal Inggris, Thomas Burberry merancang mantel tahan cuaca bagi perwira yang terbuat dari gabardin kapas yang dipilin halus.
Mantel itu bernama “Trench Coat”, yang walau tidak sepenuhnya tahan air namun tahan secara efektif di berbagai kondisi cuaca dan mudah untuk bergerak.
Dan, serat kain gabardine juga banyak digunakan sebagai bahan dasar mantel tahan air hingga kini.
Pada era 1950 dan seterusnya, banyak jas hujan yang banyak diproduksi menggunakan polivinil klorida (PVC).
Bahan substrat tekstil terbuat dari poliester itu dikembang kan oleh Du Pont, perusahaan asal Amerika Serikat yang juga banyak digunakan hingga sampai saat ini.
Saat ini, jas hujan sudah dijual bebas untuk pria dan wanita serta ditawarkan dalam berbagai warna berbeda.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!*
Leave a Reply