
JAKARTA, KalderaNews.com – Ternyata, kartu merah dan kartu kuning dalam dunia sepakbola diciptakan seorang guru sekolah asal Inggris bernama Kenneth George Aston atau Ken Aston.
Nah, begini kisahnya Aston menciptakan kartu merah dan kuning.
Di sela kesibukan menjadi pendidik, Aston melakoni peran sebagai wasit sepakbola.
BACA JUGA:
- Ternyata, Indonesia Punya Peran Penting dalam Piala Dunia 2022, Ini Buktinya!
- Begini Makna Logo dan Maskot Piala Dunia 2022
- Inilah Daftar Lengkap Stasiun TV dan Link Streaming Resmi Piala Dunia 2022 Qatar
Sejarah kartu merah dan kartu kuning dalam sepakbola tak bisa dilepaskan dari peristiwa Battle of Santiago pada 1962.
Kartu merah dan kartu kuning pertama kali digunakan dalam Piala Dunia 1970 di Meksiko.
Tapi, penggunaannya dilatarbelakangi oleh sebuah pertandingan delapan tahun sebelumnya, yang kemudian peristiwanya dikenal sebagai Battle of Santiago.
Pertandingan ini lantas disebut demikian karena permainan berbuntut kerusuhan.
Battle of Santiago 1962 sebetulnya adalah pertandingan antara Chili dan Italia. Aston mendapat kesempatan menjadi wasit dalam pertandingan sepakbola tersebut.
Dalam pertandingan antara Chili dan Italia pada Piala Dunia 1962, hanya membutuhkan 12 detik untuk pelanggaran pertama terjadi.
Pada menit kedelapan, Aston hendak mengeluarkan pemain Italia, Giorgio Ferrini karena menendang pemain lawan. Tapi, Aston tak dapat berbicara dalam bahasa Italia dan tidak ada cara untuk membuat pemain tersebut keluar.
Hal itu berarti bahwa para rekan satu tim dan petugas pengaman harus ikut mengeluarkan Ferrini.
Dalam pertandingan yang sama, pemain Chili, Leonel Sanchez meninju Mario David, tetapi Aston tidak mengirim dia keluar. David amat marah akan hal ini sampai-sampai dia menendang Sanchez di depan wasit.
Dalam adu fisik itu, Aston meminta David meninggalkan lapangan dan lagi-lagi dia tidak punya cara untuk menyuruhnya keluar.
Pertandingan ini berdampak besar bagi Aston. Ia pun memberikan ide bagaimana menunjukkan kepada semua orang ketika wasit sepakbola akan mengeluarkan pemain dari permainan.
Situasi serupa terjadi saat perempat final Piala Dunia 1966 di Stadion Wembley, antara Inggris lawan Argentina, yang dipimpin wasit Rudolf Kreitlein dari Jerman Barat.
Aston pun menyaksikan pertandingan yang berlangsung dalam tensi tinggi tersebut. Dalam pertandingan itu, Argentina harus kehilangan kaptennya Antonio Rattin yang dikeluarkan wasit.
Sementara dua bintang Inggris, Jack dan Bobby Charlton mendapatkan peringatan keras dari wasit. Hanya saja versi televisi yang menyiarkan tak ada bukti keduanya mendapatkan peringatan tersebut.
Usai pertandingan, dalam perjalanan pulang, Aston berhenti di dekat sebuah lampu lalu lintas di Kensington High Street.
Dia menyadari warna lampu lalu lintas dapat digunakan dalam pertandingan sepakbola.
Kala itu, Aston fokus ke warna kuning dan merah. Ia berpikir, bila menggunakan kartu dengan kedua warna ini, maka halangan bahasa apa pun bisa terlewati dalam pertandingan sepakbola.
Ide pun terwujud dan kartu kuning dan merah mulai dipakai dalam gelaran Piala Dunia 1970 di Meksiko.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply